Waspada Scam Trading Bot di YouTube, Gunakan Avatar AI untuk Tipu Korban

Dilla Fauziyah

7th August, 2025

Sebuah laporan dari SentinelLABS mengungkap skema penipuan baru yang menargetkan pengguna kripto lewat video tutorial di YouTube. Dengan mengklaim menawarkan bot arbitrase gratis, para pelaku justru menyebarkan smart contract berbahaya yang diam-diam menguras dana dari wallet korban.

Dalam laporan yang dirilis Selasa (5/8/2025), SentinelLABS menjelaskan bahwa penipuan ini memanfaatkan akun YouTube lama yang terkesan sah. Banyak dari akun tersebut sebelumnya mengunggah konten seperti berita kripto, tips investasi, atau video hiburan populer, yang membuatnya tampak kredibel dan mudah muncul di hasil pencarian.

Belum diketahui apakah akun-akun ini dibuat sendiri oleh pelaku atau dibeli dari pasar gelap. Namun faktanya, akun YouTube lama memang banyak diperjualbelikan di Telegram dan situs tertentu.

Baca juga: Meta Hapus Jutaan Akun WhatsApp Terkait Scam Kripto di Asia Tenggara

Video Tutorial Palsu dengan Sentuhan AI

Konten penipuan ini dibuat seolah-olah profesional. Pelaku menggunakan avatar dan suara yang dihasilkan AI untuk menciptakan video tutorial yang tampak meyakinkan. Di kolom komentar, terlihat banyak testimoni palsu yang menyatakan bahwa mereka sudah “coba dan berhasil” menggunakan bot tersebut. Sementara komentar negatif sudah dihapus sejak awal.

“Beberapa video tampak jelas dibuat dengan bantuan AI, baik dari sisi audio maupun visual. Ini mempermudah pelaku untuk memproduksi banyak video penipuan tanpa harus menunjukkan identitas asli mereka,” jelas Alex Delamottea, Senior Threat Researchers dari SentinelLABS.

Komentar palsu pada video SolidityTutorials di YouTube. Sumber: SentinelLABS

Korban diarahkan untuk men-deploy sebuah smart contract melalui Remix, mengisi dana dalam bentuk ETH, lalu menjalankan fungsi bernama Start(). Smart contract ini diklaim bisa melakukan arbitrase otomatis dan menghasilkan profit cepat.

Namun faktanya, kontrak tersebut sudah disusupi logika tersembunyi yang mengirimkan dana ke wallet milik pelaku. Alamat wallet penipu disamarkan, seolah-olah alamat itu adalah bagian dari sistem trading, dengan teknik seperti XOR obfuscation dan konversi angka besar ke format heksadesimal, agar alamat tujuan tak mudah dikenali.

Baca juga: Arkham Bongkar Kasus Pencurian Bitcoin Terbesar Sepanjang Sejarah, Nilainya Tembus US$3,5 Miliar

Sudah Makan Banyak Korban

Menurut SentinelLABS, penipuan ini disebut sudah berlangsung sejak 2024 dan masih aktif hingga sekarang. Sejumlah wallet pelaku berhasil meraup dana dalam jumlah bervariasi, dari 4 ETH hingga ratusan ETH. Wallet paling “sukses” sejauh ini, 0x8725…6831, diketahui menerima 244,9 ETH, atau setara US$902.000 senilai sekitar Rp15 miliar.

Wallet tersebut terhubung ke video tutorial dari akun @Jazz_Braze, yang ironisnya masih tayang di YouTube dan telah ditonton lebih dari 387.000 kali. Kontennya juga beredar luas melalui Telegram dan pesan pribadi.

Video tutorial bot MEV Jazz_Braze. Sumber: SentinelLABS

Dalam banyak kasus, korban diminta untuk deposit minimal 0,5 ETH atau sekitar Rp14 juta sebagai gass fee dan “modal awal” agar profitnya terasa. Padahal, langkah ini justru jadi titik masuk uang mereka ke kontrak jebakan.

Daftar putar yang diunggah oleh akun YouTube todd_tutorials. Sumber: SentinelLABS

Delamottea menambahkan bahwa kompleksitas dunia kripto kerap dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Banyak pengguna belum memahami bagaimana cara kerja smart contract, sehingga mudah percaya pada janji profit instan.

SentinelLABS menyarankan agar pengguna kripto tidak sembarangan menjalankan smart contract yang ditemukan dari video influencer, tutorial singkat, atau unggahan mencurigakan di media sosial.

“Kalau ada yang mengatakan Anda bisa cepat kaya raya dari kode di video YouTube, sebaiknya langsung curiga. Jangan jalankan apa pun sebelum benar-benar paham cara kerjanya,” tegas Delamottea.

Baca juga: Total Kerugian Hack Kripto Tembus Rp2,3 Triliun pada Juli 2025



Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.