Total Kerugian Hack Kripto Tembus Rp2,3 Triliun pada Juli 2025
1st August, 2025
Laporan terbaru dari perusahaan keamanan blockchain PeckShield menunjukkan bahwa jumlah kerugian akibat peretasan dan penipuan di industri aset kripto kembali meningkat. Sepanjang Juli 2025, tercatat setidaknya 17 insiden keamanan yang menyebabkan kerugian sebesar US$142 juta, atau sekitar Rp2,3 triliun.
Dalam postingan di X pada Jumat (1/8/2025), PeckShield menyebut angka ini mengalami kenaikan 27% dibandingkan Mei, di mana kerugian tercatat sebesar US$111 juta.
Meski demikian, angka tersebut masih 46% lebih rendah dibandingkan Juli 2024, saat industri kripto kehilangan US$266 juta akibat berbagai serangan, termasuk peretasan besar terhadap platform WazirX senilai US$230 juta.
Baca juga: CARV Perkuat Ekosistem AI Beings dengan Hackathon dan Mitra Baru
CoinDCX Jadi Sasaran Utama Peretas
Insiden terbesar bulan ini menimpa CoinDCX, platform pertukaran kripto asal India. Pada 18 Juli, CoinDCX dilaporkan mengalami peretasan senilai US$44 juta, yang oleh CEO Sumit Gupta digambarkan sebagai “pembobolan server yang sangat canggih.” Seorang karyawan perusahaan bahkan telah ditangkap karena diduga terlibat dalam insiden ini.
Hanya dua hari sebelumnya, pada 16 Juli, platform BigONE juga menjadi korban serangan yang menyasar infrastruktur hot wallet mereka. Serangan ini mengakibatkan kerugian sedikitnya US$27 juta dan diduga dilakukan oleh pihak ketiga.
Sementara itu, peretasan terbesar ketiga terjadi pada 24 Juli dan melibatkan platform perdagangan kripto WOO X. Dalam insiden tersebut, peretas menggunakan metode phishing untuk mengecoh salah satu anggota tim dan mendapatkan akses ke perangkat pribadi korban. Dari situ, mereka berhasil menyusup ke lingkungan pengembangan dan melakukan eksploitasi sistem selama sekitar dua jam.
Dana yang dicuri dari WOO X tersebar di berbagai jaringan blockchain, termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), BNB, dan Arbitrum (ARB). Namun, WOO X menyatakan bahwa seluruh saldo pengguna yang terdampak telah dikembalikan menggunakan dana cadangan perusahaan.
Baca juga: CEO Ripple Ingatkan Maraknya Scam Kripto di Tengah Bull Market