Meta Hapus Jutaan Akun WhatsApp Terkait Scam Kripto di Asia Tenggara

Dilla Fauziyah

7th August, 2025

Meta baru-baru ini mengumumkan telah menindak lebih dari 6,8 juta akun WhatsApp sepanjang 2025 yang teridentifikasi sebagai bagian dari operasi penipuan terorganisir bertema pig butchering. Skema kriminal ini banyak digunakan oleh sindikat kejahatan asal Asia Tenggara untuk mencuri aset kripto dari korban di berbagai negara.

Dalam keterangan resminya pada Selasa (5/8/2025), Meta menyatakan bahwa mereka secara proaktif mendeteksi dan menghapus akun-akun sebelum pusat penipuan sempat diaktifkan. Penindakan ini menargetkan jaringan penipuan yang diketahui beroperasi dari negara seperti Kamboja, Myanmar, dan Thailand, yang selama ini dikenal sebagai basis kejahatan siber berskala besar menurut laporan lembaga penegak hukum internasional.

Skema pig butchering biasanya dimulai dari pesan acak dari nomor tak dikenal, yang kemudian berkembang menjadi obrolan pribadi melalui aplikasi terenkripsi. Pelaku membangun kepercayaan secara bertahap, lalu membujuk korban untuk “berinvestasi” ke dalam platform palsu atau bisnis fiktif yang seolah-olah legal dan menguntungkan.

Korban baru menyadari telah tertipu ketika mereka mencoba menarik dananya, dan gagal total. Dana yang sudah disetorkan lenyap tanpa bisa dikembalikan.

Baca juga: Arkham Bongkar Kasus Pencurian Bitcoin Terbesar Sepanjang Sejarah, Nilainya Tembus US$3,5 Miliar

Penindakan Dini dan Fitur Baru WhatsApp

Langkah agresif ini merupakan bagian dari strategi Meta untuk menghentikan operasi penipuan bahkan sebelum para pelaku berhasil menjerat korban. Selain itu, WhatsApp juga tengah meluncurkan beberapa fitur baru untuk melindungi pengguna dari aktivitas mencurigakan.

Salah satu fitur tersebut adalah notifikasi ketika pengguna dimasukkan ke dalam grup oleh kontak yang tidak ada di daftar kontak mereka, taktik umum yang sering dipakai pelaku penipuan investasi palsu.

Langkah ini hadir di tengah desakan publik yang makin besar terhadap platform digital untuk lebih bertanggung jawab dalam menanggulangi penyalahgunaan teknologi yang telah menyebabkan kerugian finansial dalam skala besar.

Menurut laporan tahunan FBI yang dirilis April 2025, kerugian akibat penipuan daring di Amerika Serikat mencapai US$9,3 miliar sepanjang 2024, angka tertinggi dalam sejarah, dengan lebih dari US$3,9 miliar berasal dari kasus penipuan terkait aset kripto. Kelompok yang paling rentan terhadap kejahatan ini adalah warga lanjut usia berusia 60 tahun ke atas.

Banyak penipuan kripto ini bermula dari platform perpesanan seperti WhatsApp, Telegram, atau Facebook Messenger, di mana pelaku menyamar sebagai teman lama, rekan bisnis, atau mentor investasi.

Salah satu kasus yang diungkap Meta melibatkan kerja sama dengan OpenAI untuk membongkar sindikat asal Kamboja yang menjalankan skema pyramid dengan kedok persewaan skuter. Para penipu bahkan menggunakan ChatGPT untuk menyusun skrip penipuan dan merekrut korban dengan iming-iming uang melalui interaksi di media sosial.

Baca juga: Total Kerugian Hack Kripto Tembus Rp2,3 Triliun pada Juli 2025

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.