Tiongkok Siap Luncurkan Stablecoin Berbasis Yuan

Dilla Fauziyah

7th August, 2025

Tiongkok dilaporkan tengah bersiap untuk menyetujui pengembangan stablecoin berbasis Yuan pertama, yang dirancang untuk digunakan baik di dalam negeri maupun untuk transaksi lintas negara.

Mengutip laporan Financial Times pada Rabu (6/8/2025), pemerintah Tiongkok kembali memanfaatkan Hong Kong sebagai “laboratorium” untuk eksperimen teknologi kripto dan blockchain, termasuk proyek stablecoin ini.

Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan Tiongkok terhadap stablecoin. Setelah bertahun-tahun mengekang pengembangan aset digital berbasis Yuan, Partai Komunis Tiongkok (PKT) kini menunjukkan ketertarikan yang lebih besar terhadap potensi stablecoin, khususnya dalam konteks internasionalisasi mata uang Renminbi (RMB).

Sebelumnya, perusahaan seperti Tether sempat mencoba meluncurkan versi Yuan offshore bernama CNHT pada 2018. Namun proyek tersebut gagal berkembang secara luas karena terbatasnya dukungan dan regulasi yang belum mendukung.

Baca juga: Kumpulkan Data Iris Demi Kripto, Proyek Asing Ini Dituding Ancam Keamanan Nasional Tiongkok

Menantang Dominasi Dolar AS di Pasar Stablecoin

Pasar stablecoin global telah tumbuh pesat dan saat ini bernilai sekitar US$275 miliar, menurut data CoinGecko. Di dalamnya, mayoritas kapitalisasi didominasi oleh stablecoin berbasis dolar AS seperti USDT dari Tether, yang sendiri mencakup sekitar US$271 miliar.

Pemerintah Amerika Serikat sendiri telah aktif mendorong regulasi dan infrastruktur untuk mendukung posisi dolar AS sebagai mata uang cadangan global. Salah satu contohnya adalah pengesahan GENIUS Act yang mendorong pengembangan stablecoin berbasis USD oleh berbagai korporasi.

Menanggapi tren ini, Gubernur People’s Bank of China (POBC), Pan Gongsheng, pada Juni lalu menyatakan bahwa proyek stablecoin di Tiongkok harus tunduk pada kondisi dan kepentingan nasional. Ia juga menekankan bahwa stablecoin telah “secara mendasar mengubah lanskap sistem pembayaran tradisional”.

Karena pembatasan aktivitas kripto masih ketat di daratan utama Tiongkok, pemerintah mengarahkan uji coba proyek stablecoin melalui Hong Kong. Wilayah ini sebelumnya telah menjadi tempat uji coba Digital Yuan dan berbagai produk kripto lainnya.

Regulator Hong Kong baru-baru ini menyetujui undang-undang yang memungkinkan entitas berlisensi untuk menerbitkan token yang didukung mata uang fiat, termasuk Yuan. Regulasi ini memberikan jalur legal bagi Tiongkok untuk kembali masuk ke sektor kripto secara terbatas namun terkendali.

Menurut FT, beberapa perusahaan milik negara yang beroperasi di Hong Kong telah menyatakan minat untuk mengajukan lisensi penerbitan stablecoin. Namun, dari empat bank besar milik negara Tiongkok, hanya satu yang disebut akan menerima lisensi tahap awal dari Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA).

Chen Lin, Direktur Pusat Inovasi Keuangan dan Pengembangan di Universitas Hong Kong, menyebut bahwa minat Tiongkok terhadap aset kripto, khususnya stablecoin, kini semakin besar. Ia mengakui bahwa meskipun Hong Kong sedang berupaya keras, masih ada jalan panjang untuk bisa menyaingi sistem stablecoin berbasis dolar yang telah mengakar kuat secara global.Selain itu, belum ada jadwal resmi peluncuran stablecoin Yuan ini.

Namun, HKMA dilaporkan akan memprioritaskan kestabilan dan kontrol dalam fase awal peluncuran. Oleh karena itu, penerapan awal kemungkinan akan difokuskan pada transaksi antar bisnis ketimbang penggunaan ritel secara luas.

Baca juga: Tiongkok Desak Penerbitan Stablecoin Yuan demi Redam Pengaruh Dolar Digital


Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.