Tether Investasi ke Mining Bitcoin Ramah Lingkungan di Uruguay

Anggita Hutami

31st May, 2023

Tether, perusahaan yang mencetak stablecoin USDT, mengumumkan telah berinvestasi pada sektor energi. Tether bekerja sama dengan perusahaan berlisensi lokal untuk meluncurkan operasional penambangan Bitcoin yang ramah lingkungan di Uruguay.

Uruguay dipilih sebagai lokasi untuk mining Bitcoin karena memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah. Uruguay memiliki 94% pembangkit listrik yang mengesankan dari sumber energi terbarukan, terutama tenaga angin dan surya.

Tether berencana untuk mempekerjakan anggota tim tambahan pada proyek mining Bitcoin ini. Perusahaan berharap partisipasi modal dalam ekosistem ini dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari mining Bitcoin.

“Dengan memanfaatkan kekuatan Bitcoin dan kemampuan energi terbarukan Uruguay, Tether memimpin dalam penambangan Bitcoin yang berkelanjutan dan bertanggung jawab,” kata CTO Tether, Paolo Ardoino lewat rilis resminya (30/5).

Langkah ini mendapatkan tanggapan positif dari berbagai pihak yang peduli terhadap isu lingkungan.

Dengan memperkenalkan penambangan Bitcoin yang ramah lingkungan, Tether dapat memberikan contoh bagi industri kripto lainnya untuk mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga: Stablecoin Hadapi Ancaman Jika Plafon Utang AS Default

Tether Alokasikan Laba Untuk Beli Bitcoin

Sebelumnya Tether dilaporkan akan mengalokasikan hingga 15% keuntungannya untuk membeli Bitcoin secara reguler.

Pada kuartal pertama tahun 2023, penerbit stablecoin ini melaporkan memiliki sekitar US$1,5 miliar (Rp22,5 triliun) dalam Bitcoin. Nominal tersebut merupakan 2% dari total cadangan mereka.

Mayoritas aset Tether dialokasikan dalam bentuk tunai dan tagihan Treasury Amerika Serikat. Tether menyumbang hampir 65% dari portofolio dalam US Treasury.

Menurut perusahaan, Tether akan menyimpan semua Bitcoin-nya. Pada akhir kuartal pertama 2023, mereka memiliki $1,5 miliar dalam Bitcoin, sekitar 2% dari total cadangan.

Sementara itu, 85% dari kepemilikan mereka dalam bentuk tunai, setara kas, dan deposito jangka pendek, terutama dalam bentuk tagihan Treasury.

Tether mengklaim BTC dipilih karena merupakan mata uang kripto terkemuka dengan nilai penyimpanan aset jangka panjang yang terbukti.

Tether menyoroti kenaikan harga Bitcoin yang signifikan selama dekade terakhir dan ketahanannya terhadap kegagalan keuangan tradisional.

Baca Juga: Arthur Hayes Sebut BTC Tak Akan Sentuh All Time High Tahun Ini

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.