Stablecoin Hadapi Ancaman Jika Plafon Utang AS Default

Anggita Hutami

29th May, 2023

Krisis plafon utang atau debt ceiling yang melanda Amerika Serikat diprediksi akan memberikan pengaruh bagi stablecoin yang dipatok ke USD jika AS dalam posisi gagal bayar atau default.

Ekonom Institut Peterson memperingatkan default utang dapat melemahkan dolar dan mengurangi permintaan dolar, yang dapat mendorong investor untuk mengurangi kepemilikan dolar mereka dalam bentuk apa pun.

Baca juga: Polemik Debt Ceiling AS dan Pengaruhnya Terhadap Bitcoin

Pengurangan nilai dolar ini akan berdampak pada stablecoin yang dipatok USD, contohnya adalah Tether (USDT) dan Circle (USDC). Karena ada kemungkinan permintaan akan stablecoin tersebut ikut berkurang dan pada akhirnya menurunkan nilainya di pasar kripto.

USDT dan USDC Menyikapi Plafon Utang AS

Dalam laporan jaminan untuk kuartal awal 2023, Tether menyebutkan bahwa sebagian besar cadangan USDT diinvestasikan ke dalam US Treasury senilai US$53 miliar pada 31 Maret.

Menurut Daniel G. Jennings, Tether menyumbang hampir 65% dari portofolio dalam US Treasury. Maka itu, Tether mungkin akan menghadapi tantangan untuk mempertahankan nilai dan stabilitasnya.

Jennings juga berpendapat, volatilitas Treasury AS berpotensi meningkatkan biaya operasional Tether. Jennings merujuk jurnal Brookings Institute yang menyebutkan bahwa default utang dapat meningkatkan biaya Treasury AS sebesar US$750 miliar dalam jangka waktu 10 tahun.

Di luar dari eksposur US Treasury, Tether telah mendapat banyak kritik dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, Tether didenda US$18,5 juta oleh Kejaksaan Agung New York atas kesalahan dalam menginterpretasikan dukungan fiat terhadap cadangan Tether.

Baca Juga: Pengadilan AS Minta Tether USDT Buktikan Dana Cadangan

Tether juga dilaporkan sedang berupaya mengurangi ketergantungan terhadap sistem perbankan. Laporan audit terbaru menunjukkan, Tether telah menarik lebih dari US$4,5 miliar dari lembaga perbankan pada kuartal awal 2023.

Di sisi lain stablecoin Circle (USDC) juga telah menyesuaikan cadangannya untuk mengurangi risiko gagal bayar AS. Circle tidak lagi mempertahankan Treasury US yang jatuh tempo selambat-lambatnya 31 Mei.

CEO Circle Jeremy Allaire mengumumkan, Circle telah menyesuaikan portofolio cadangan yang mendukung stablecoin USDC. Saat ini Circle memprioritaskan aset berjangka pendek di Amerika Serikat. Keputusan ini diambil sebagai langkah pencegahan untuk menghindari risiko terjebak dalam potensi gagal bayar utang AS.

Baca Juga: Justin Sun dan Vitalik Buterin Cuan Miliaran Rupiah dari Depegging USDC

Dominasi Tether Tetap Kuat

Kendati dihadang sejumlah krisis, dalam satu tahun terakhir Tether (USDT) berhasil mendominasi pasar stablecoin.

Pasar Stablecoin
Gambar Stablecoin USD berdasarkan dominasi pasar. Sumber: CoinGecko. 

Menurut grafik Coingecko, dalam satu terakhir dominasi stablecoin USDC mengalami tren penurunan dari 34,88% menjadi 23,05%. Kemudian, Binance USD (BUSD) anjlok dari 11,68% menjadi 4,18% pada periode yang sama, sementara pangsa DAI dari pasar kripto hanya mendominasi 3,66%, turun dari 4,05% pada Mei 2022.

Di sisi lain, Tether (USDT) mengalami tren kenaikan dominasi pasar stablecoin, naik dari 47,04% menjadi 65,89%. Kapitalisasi pasar Tether juga mengalami peningkatan signifikan menjadi US$83,1 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh dibekukannya BUSD pada kuartal pertama 2023.

Kabar Terbaru Plafon Utang AS

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy mencapai kesepakatan untuk meningkatkan plafon utang hingga 1 Januari 2025.

Kesepakatan ini akan segera dibawa ke tahap pemungutan suara di parlemen yang dijadwalkan akhir pekan ini. Persetujuan atau penolakan kesepakatan ini akan membawa efek bagi ekonomi AS dan nilai USD ke depannya.

Merespon berbagai kabar tentang plafon utang ini, pasar kripto bereaksi cukup positif karena alami tren naik. Kapitalisasi pasar kripto tercatat di angka US$1,2 triliun, naik 1,9% dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Harga Bitcoin Respon Positif Potensi Kenaikan Plafon Utang AS

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.