Hyperliquid Refund Dana Rp32 Miliar kepada Pengguna Tedampak Gangguan Sistem

Dilla Fauziyah

5th August, 2025

Hyperliquid, platform exchange terdesentralisasi (DEX) derivatif kripto, mengumumkan telah mengembalikan dana senilai hampir US$2 juta atau sekitar Rp32 miliar kepada para penggunanya yang terdampak gangguan sistem pada Selasa 29 Juli 2025.

Menurut data onchain dari Hypurrscan, pengembalian dana dilakukan dalam bentuk stablecoin USDC dan ditujukan bagi pengguna yang tidak dapat mengeksekusi order selama 37 menit akibat gangguan pada application programming interface (API) platform tersebut.

Dalam pengumuman resminya, Hyperliquid menegaskan bahwa insiden tersebut bukan disebabkan oleh peretasan atau eksploitasi sistem, melainkan oleh lonjakan trafik signifikan setelah platform mencetak rekor total open interest sebesar US$14,7 miliar pada 23 Juli.

Tim Hyperliquid menjelaskan bahwa antara pukul 14:10 hingga 14:47 UTC, server API mengalami kelebihan beban hingga menyebabkan keterlambatan order. Meskipun transaksi tetap masuk ke mempool dan akhirnya berhasil dicatat di blockchain, sistem tetap memberikan respons error ke pengguna.

Sebagai bentuk kompensasi, Hyperliquid mengelompokkan pengguna yang terdampak ke dalam tiga kategori berbeda, masing-masing dengan skema pengembalian dana yang disesuaikan.

Baca juga: Harga Hyperliquid (HYPE) Anjlok 17% Usai Cetak ATH Baru, Ini Faktornya

KYC Diperlukan untuk Pengembalian Dana Penuh

Bagi pengguna yang berhak menerima kompensasi lebih dari US$10.000, Hyperliquid mewajibkan proses verifikasi identitas Know Your Customer (KYC) untuk pencairan penuh. Saat ini, pengguna dalam kategori tersebut telah menerima pengembalian awal sebesar US$9.999 dan harus menyelesaikan proses KYC melalui ticketing system di Discord sebelum 18 Agustus 2025 untuk menerima sisa dana.

Tindakan cepat Hyperliquid ini mendapat apresiasi luas dari komunitas.

“Lebih dari US$1,5 juta sudah dikembalikan ke pengguna (dan saya bisa konfirmasi),” tulis pengguna dengan nama akun aaalex. Ia juga menyoroti bahwa tindakan tersebut dilakukan tanpa kewajiban hukum, kontrak, maupun service-level agreement (SLA).

Langkah proaktif ini dinilai krusial di tengah persaingan ketat antara DEX dan exchange terpusat (CEX). Meskipun Hyperliquid sebelumnya sempat terkena insiden eksploitasi sebesar US$6,26 juta pada Maret akibat celah dalam parameter likuidasi token meme coin Jelly (JELLY), platform ini tetap menunjukkan komitmennya terhadap keamanan dan kepercayaan pengguna.

Menurut data CoinGecko, Hyperliquid kini menempati posisi ke-7 sebagai exchange derivatif terbesar di dunia berdasarkan total open interest harian, dengan nilai mencapai lebih dari US$10,6 miliar. Ini merupakan lompatan signifikan dari posisi ke-12 pada awal April lalu.

Baca juga: Hyperliquid Kuasai 60 Persen Pasar DEX Derivatif


Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.