Solana Mobile Mulai Kirim Smartphone Web3 Seeker ke Lebih dari 50 Negara

Dilla Fauziyah

5th August, 2025

Solana Mobile resmi mulai mendistribusikan ponsel Web3 generasi terbarunya, Seeker, ke pengguna di lebih dari 50 negara per 4 Agustus 2025 dengan total 150.000 pre-order secara global. Perangkat ini merupakan penerus dari seri pertama mereka, Saga.

Dibanding pendahulunya, Seeker hadir dengan peningkatan signifikan, baik dari sisi spesifikasi perangkat keras maupun fitur bawaan. Salah satu keunggulan utamanya adalah kehadiran crypto wallet native dan toko aplikasi terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna mengakses aplikasi Web3 tanpa harus melewati sensor atau batasan dari toko aplikasi konvensional yang selama ini dianggap “kriptofobik”.

Mengutip laporan Cointelegraph, General Manager Solana Mobile, Emmett Hollyer, menjelaskan bahwa meski ada banyak pembaruan pada sisi hardware, kekuatan utama Seeker terletak pada fitur onchain-nya, khususnya sistem keamanan yang disebut Seed Vault.

Seed Vault merupakan sistem perlindungan berbasis perangkat keras yang dirancang untuk menjaga private key, seed phrase, dan informasi sensitif lainnya tetap aman. Mekanisme ini bekerja dengan memisahkan data krusial dari lapisan aplikasi, namun tetap memungkinkan interaksi yang aman dengan berbagai aplikasi dalam ekosistem kripto.

Baca juga: Smartphone Solana Seeker Siap Rilis, Dilengkapi Token Native Bawaan

Solusi untuk Developer dan Pengguna Web3

Solana Mobile menargetkan dua segmen utama lewat peluncuran Seeker: pengembang aplikasi dan pengguna kripto. Bagi pengembang, Seeker menyediakan toko aplikasi alternatif yang membebaskan mereka dari komisi tinggi seperti yang dikenakan oleh Google Play Store dan Apple App Store.

Sementara bagi pengguna, Seeker menawarkan pengalaman mobile-native yang lebih lancar dan aman dalam berbagai aktivitas kripto, termasuk trading NFT, bermain game berbasis blockchain, hingga mengakses platform DeFi.

Ponsel ini tersedia dalam dua varian harga, yakni berkisar di US$450 (sekitar Rp7,3 juta) dan US$500 (sekitar Rp8,1 juta). Dengan jumlah pre-order saat ini, Seeker diperkirakan akan menghasilkan pendapatan kotor minimal sebesar US$67,5 juta atau sekitar Rp1,1 triliun, menjadi tonggak penting bagi Solana Mobile yang berada di bawah naungan Solana Labs.

Sebagai catatan, produk generasi pertama mereka, Saga, hanya terjual sekitar 20.000 unit. Penjualan baru meningkat setelah komunitas menemukan bahwa perangkat tersebut bisa digunakan untuk menyimpan memecoin, yang saat itu sedang naik daun.

Baca juga: Pre Order Smartphone Solana Edisi Kedua Raih Pemesanan 100 Ribu Unit

Manfaatkan Arsitektur Terdesentralisasi

Seeker juga memperkenalkan teknologi baru bernama TEEPIN (Trusted Execution Environment Platform Infrastructure Network), sebuah arsitektur tiga layer yang bertujuan mendesentralisasi berbagai aspek dalam penggunaan perangkat, termasuk kontrol akses dan distribusi aplikasi.

“TEEPIN memungkinkan perangkat membuktikan keaslian perangkat lunaknya secara kriptografis ke jaringan,” jelas Hollyer. Teknologi ini menghadirkan attestation, proses verifikasi kriptografi yang memastikan sistem berjalan sesuai standar dan belum dimodifikasi.

Dengan pendekatan ini, Solana Mobile menjauh dari model hybrid seperti pada perangkat konvensional, yang masih mengandalkan elemen sentralisasi di tingkat toko aplikasi atau sistem keamanan. Seeker ingin menegaskan posisinya sebagai perangkat Web3-native yang sepenuhnya mengusung prinsip desentralisasi.

Peluncuran Seeker bertepatan dengan perubahan kebijakan dari sejumlah raksasa teknologi terhadap aplikasi kripto. Apple, misalnya, mulai melonggarkan aturan App Store setelah kalah dalam gugatan hukum melawan Epic Games. Kini, pengembang diperbolehkan menautkan aplikasi ke koleksi NFT atau sistem pembayaran eksternal tanpa harus membayar biaya tambahan ke Apple.

Baca juga: Apple Izinkan Pembayaran Kripto dan NFT di App Store Imbas Putusan Pengadilan AS

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.