BlackRock Ajukan ETF Bitcoin dengan Imbal Hasil di AS
26th September, 2025
BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, resmi mendaftarkan perusahaan trust di Delaware, Amerika Serikuat, untuk produk barunya bernama Bitcoin Premium Income ETF. Langkah ini menandai ambisi perusahaan dalam memperluas ragam instrumen investasi berbasis Bitcoin.
Dalam postingan di X pada Jumat (26/9/2025), analis ETF Bloomberg, Eric Balchunas, menjelaskan bahwa produk tersebut dirancang untuk menjual opsi covered call pada kontrak berjangka Bitcoin. Strategi ini memungkinkan BlackRock mengumpulkan premi dari opsi yang dijual, kemudian menyalurkannya sebagai imbal hasil bagi investor.
Namun, Balchunas menekankan strategi ini juga berarti ada potensi keuntungan jangka panjang yang dilepas jika dibandingkan dengan kepemilikan langsung di iShares Bitcoin ETF (IBIT), produk ETF Bitcoin spot milik BlackRock yang mengikuti pergerakan harga Bitcoin.
“Ini adalah strategi covered call untuk memberikan imbal hasil dari Bitcoin. Bisa disebut sebagai produk spot lanjutan setelah IBIT dengan aset kelolaan mencapai US$87 miliar,” ungkap Balchunas.
Pendaftaran trust di Delaware biasanya menjadi tahap awal sebelum penerbit ETF resmi mengajukan dokumen S-1 atau 19b-4 ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebagai bagian dari proses persetujuan.
Baca juga: ETF DOGE dan XRP Pertama Debut di AS, Raup Volume Transaksi Rp906 Miliar
Melengkapi Produk Bitcoin BlackRock
Produk baru ini diposisikan sebagai pelengkap IBIT, sebuah produk ETF Bitcoin spot BlackRock yang sejak diluncurkan pada Januari 2024 sudah mencatat arus masuk lebih dari US$60,7 miliar. Jumlah tersebut menjadikannya ETF kripto terbesar di dunia.
Permintaan pasar terhadap produk Bitcoin berbasis imbal hasil juga terus meningkat. Selama ini, banyak institusi keuangan tradisional (TradFi) enggan melirik Bitcoin karena tidak memiliki mekanisme imbal hasil alami.
Namun, sejumlah inovasi mulai bermunculan. Salah satunya melalui penerbitan saham preferen konversi oleh perusahaan investasi seperti Strategy, yang memanfaatkan kepemilikan lebih dari 639.000 BTC untuk memberikan pendapatan stabil kepada investornya.
Jika disetujui, ETF Bitcoin Premium Income milik BlackRock akan menambah daftar kecil produk Bitcoin berbasis imbal hasil yang tersedia di AS.
Baca juga: ETF Kripto Spot Kini Lebih Mudah Listing di AS Berkat Aturan Baru SEC
Fokus Hanya pada Bitcoin dan Ether
Lebih lanjut, Balchunas menegaskan bahwa meski berbagai aset kripto lain bersiap hadir dalam bentuk ETF, BlackRock memilih tetap fokus pada Bitcoin dan Ethereum (ETH).
“Langkah ini justru membuat persaingan untuk koin lain jadi lebih terbuka lebar,” tambahnya.
Sikap ini juga sejalan dengan arah kebijakan regulator di Amerika Serikat. SEC belakangan memberi sinyal lebih terbuka terhadap ragam produk investasi kripto, mendukung visi Donald Trump sebagai presiden kripto.
Dengan adanya aturan baru terkait standar pencatatan generik, proses persetujuan ETF diharapkan berjalan lebih cepat karena tidak lagi memerlukan evaluasi khusus untuk setiap aplikasi. Selain Bitcoin dan Ethereum, beberapa aset yang dinilai paling berpeluang hadir dalam bentuk ETF di masa depan antara lain Litecoin (LTC), Solana (SOL), XRP, dan Dogecoin (DOGE).
Baca juga: ETF Bitcoin Spot AS Kini Kuasai Volume Trading Spot BTC Global