Vitalik Buterin Ungkap Empat Risiko Sistem Worldcoin

Anggita Hutami

25th July, 2023

Worldcoin resmi dirilis dengan meluncurkan token WLD pada 24 Juli 2023. Ada 143 juta token yang dijual, 100 juta WLD dialokasikan untuk market makers, sisanya diterima oleh investor yang sudah melakukan verifikasi dengan memindai iris mata mereka selama proses pra-peluncuran Worldcoin.

Token WLD telah terdaftar di berbagai pertukaran kripto seperti Bybit, Huobi, Gate.io, dan lain sebagainya. Harga WLD sempat menyentuh angka US$3,5 per keping sebelum mengalami koreksi dengan diperdagangkan pada U$$1,97 saat artikel ini dirilis. 

Mengenal Worldcoin (WLD)

Worldcoin (WLD) adalah proyek revolusioner yang dipimpin oleh Sam Altman dan Alex Blania. Proyek Worldcoin mengandalkan biometrik dan sistem proof-of-personhood menggunakan perangkat keras khusus yang disebut “the Orb”.

The Orb dapat digunakan untuk memverifikasi identitas seseorang secara akurat dibandingkan metode identifikasi tradisional seperti kata sandi atau sidik jari. Sistem ini diproyeksikan dapat mencegah pencucian uang dan aktivitas kecurangan lainnya.

Kendati memiliki sistem yang revolusioner untuk proses verifikasi data, Worldcoin turut memicu kontroversi dalam hal privasi, sentralisasi, dan keamanan data.

Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, mengungkapkan pendapatnya terhadap proyek Worldcoin yang dipimpin oleh Sam Altman dan Alex Blania. Ia menyampaikan sejumlah potensi risiko terkait proyek tersebut melalui situs pribadinya pada Senin (24/7).

Baca Juga: Mengenal Proyek dan Kontroversi Worldcoin Milik Bos ChatGPT

Kelemahan Worldcoin Menurut Vitalik Buterin

Vitalik Buterin mencatat empat kelemahan potensial dalam sistem Worldcoin yang populer dalam kripto diantaranya privasi, aksesibilitas, sentralisasi, dan keamanan.

  • Privasi: Pemindaian iris memiliki potensi untuk mengungkapkan informasi yang sensitif. Jika seseorang memindai iris, mereka dapat memeriksa basis data untuk menentukan apakah individu itu memiliki World ID atau tidak. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pemindaian iris juga dapat mengungkapkan informasi sensitif tentang indinvidu.
  • Penyalahgunaan ID: Kemungkinan pertama, seseorang dapat memberikan kunci publik milik orang lain saat mendaftar, bukan kunci publik milik mereka sendiri. Biasanya, hal ini terjadi karena ada imbalan uang yang diberikan kepada orang yang memberikan kunci publiknya kepada orang lain. Kemungkinan kedua, ada juga kemungkinan orang menyewa ID untuk digunakan dalam waktu yang singkat dalam satu aplikasi tertentu.
  • Peretasan: Orb merupakan perangkat keras yang mungkin saja disusupi oleh backdoor yang dapat digunakan oleh pihak yang memiliki pengetahuan tentang keberadaannya untuk mengakses atau mengontrol sistem secara ilegal.
  • Fake Person 3D: Peretas dapat menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk menciptakan fake person dalam bentuk 3D dan menipu sistem pemindaian iris untuk mendapatkan akses ke World ID.

Walau memiliki sejumlah kelemahan, Buterin mengungkapkan Worldcoin bukan proyek yang buruk. Proyek ini menurutnya hanya merekam hash dari pemindaian iris pengguna yang berisi informasi terbatas.

“Kemungkinan bahwa hash iris membocorkan sejumlah data medis (jenis kelamin, etnis, mungkin kondisi medis), tetapi kemungkinan bocornya informasi tersebut jauh lebih kecil. Secara keseluruhan, bagi saya, privasi menyimpan hash iris tampaknya cukup,” tulis Vitalik.

Baca Juga: Vitalik Buterin Hasilkan Rp10,8 Miliar dari Penjualan Shitcoin

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.