Mengenal Proyek dan Kontroversi Worldcoin Milik Bos ChatGPT

Proyek Worldcoin milik Sam Altman, CEO OpenAi, yang menghadirkan ChatGPT berhasil mendapatkan pendanaan investasi sebesar US$115 juta atau setara dengan Rp1,72 triliun

Pendanaan ini dipimpin oleh Blockchain Capital yang diikuti oleh perusahaan investasi terkemuka, termasuk a16z, Bain Capital, dan Distributed Global.

Baca Juga: Solana Luncurkan Plugin ChatGPT dan Program Pengembangan AI!

Mengenal Proyek Worldcoin Orb

Worldcoin adalah proyek dengan protokol sumber terbuka yang unik menggunakan teknologi biometrik yang ditautkan dengan perangkat khusus yang disebut Worldcoin Orb.

Worldcoin orb dapat digunakan untuk memindai iris, tubuh, dan wajah pengguna dalam pencitraan gambar resolusi tinggi. Pemindaian iris di proyek ini berguna sebagai alat verifikasi untuk digunakan sebagai identitas di proyek World ID. Ini juga berguna untuk memverifikasi pengguna agar berhak mendapatkan airdrop.

Proyek ini juga memiliki token yang disebut WLD, yang dapat digunakan sebagai penyimpan nilai atau untuk melakukan pembayaran, dengan situs web proyek menyatakan bahwa ini dapat digunakan untuk mengirim uang hingga jual beli.

Agar bisa mencoba Worldcoin, pengguna harus mengunjungi operator ORB agar iris mereka dipindai oleh chrome orb. Data akan disimpan secara anonim sehingga identitas asli pengguna aman.

Menurut datanya perusahaan, produk World ID telah mengumpulkan 1,7 juta kredensial biometrik. Pada bulan Mei, platform ini meluncurkan World App sebagai bagian dari strategi “proof of personhood”, dengan 1,5 juta orang bergabung dalam pra-rilis dan lebih dari setengah juta menggunakannya setiap bulan.

Kontroversi Worldcoin dan Pasar Gelap

Di tengah publikasi seputar pendanaan yang diterimanya, kontroversi soal Worldcoin kembali ramai dibahas. Proyek ini menjadi kontroversial karena mengumpulkan data biometrik dari orang-orang di negara berkembang dengan imbalan hadiah gratis dan uang tunai.

Pengumpulan data ini juga menjadi masalah karena ada dugaan data-data tersebut dijual di pasar gelap. Menurut outlet Blockbeat yang berfokus pada blockchain Cina, data-data pengguna dari Kenya, Kamboja, dan beberapa negara berkembang lainnya dijual seharga US$30 di pasar gelap.

Data tersebut kebanyakan dibeli oleh orang-orang di China yang bukan merupakan wilayah operasional Worldcoin. Namun, Blockbeat tidak mengklarifikasi apakah pemindaian iris di pasar gelap itu asli atau apakah berhasil digunakan untuk pendaftaran Worldcoin.

Kontroversi ini pun segera disanggah oleh Worldcoin, mereka mengatakan bahwa platform tersebut tidak memiliki masalah dengan pemindaian iris mata di pasar gelap tetapi masalah yang dihadapi saat ini terkait dengan penipuan paspor digital dan protokol verifikasi untuk memastikan identitas yang valid untuk World ID.

Worldcoin di China telah mencuri perhatian beberapa waktu terakhir. Pencarian tagar Worldcoin di media sosial China mengalami peningkatan yang signifikan, dengan total 20.000 pencarian di platform Weibo sejak awal Mei.

Baca Juga: Otoritas AS Pindahkan Bitcoin Sitaan Senilai Rp15 Triliun dari Pasar Gelap Silk Road!

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.