Upbit 159 Ribu Kali Jadi Target Peretasan di Paruh Pertama 2023
10th October, 2023
Pertukaran mata uang kripto Korea Selatan, Upbit, telah menjadi target peretasan lebih dari 159.000 kali pada paruh pertama 2023 menurut laporan dari Dunamu, perusahaan yang mengoperasikan Upbit.
Menurut laporan 9 Oktober oleh Kantor Berita Yonhap, Korea Selatan, laporan itu diberikan Dunamu kepada Perwakilan Korea Selatan Park Seong-jung dari Partai Kekuatan Rakyat,
Dunamu mengatakan temuan tersebut 2,17 kali lipat dari “upaya peretasan” pada paruh pertama tahun lalu, yang mencatat lebih dari 73.200 kasus.
Untuk melawan upaya peretasan dan memperkuat keamanan, Dunamu mengatakan pada Upbit untuk meningkatkan proporsi dana yang disimpannya di cold wallet menjadi 70%. Upbit juga meningkatkan langkah keamanannya untuk dana yang disimpan di hot wallet.
Sebelumnya, Upbit mengalami eksploitasi senilai US$50 juta pada tahun 2019. Namun sejak itu, Upbit tidak mengalami satu pun pelanggaran keamanan, kata juru bicara Dunamu kepada Yonhap.
“Setelah insiden peretasan pada tahun 2019, kami mengambil berbagai langkah untuk mencegah terulangnya kembali, seperti mendistribusikan hot wallet dan mengoperasikannya, dan hingga saat ini, tidak ada satu pun pelanggaran siber yang terjadi,”
Seong-jung mengakui bahwa peretasan yang melibatkan aset kripto telah meningkat, dan ia mengharapkan pemerintah Korea Selatan untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
“Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi harus melakukan uji coba whitewashing skala besar dan menyelidiki kondisi keamanan informasi sebagai persiapan menghadapi serangan dunia maya terhadap bursa aset virtual di mana upaya peretasan sering terjadi,” katanya.
Ia menambahkan, “Peran Kementerian Ilmu Pengetahuan dan TIK dalam mengelola dan mengawasinya masih ambigu.”
Baca juga: Upbit Indonesia Bagikan Airdrop 1 BTC untuk Menyambut Fitur Deposit Rupiah
Peretasan Kripto Sepanjang September 2023
Sementara itu, sepanjang 2023 telah ada US$332 juta aset yang dicuri dari pertukaran kripto, beberapa exchange yang menjadi korban adalah CoinEx yang berbasis di Hong Kong mengalami peretasan senilai US$70 juta setelah salah satu kunci pribadi perusahaan dibobol.
Perusahaan meyakinkan pengguna yang terkena dampak pelanggaran akan diberi kompensasi atas dana yang hilang. Pertukaran HTX Huobi Global juga mengalami kerugian US$7,9 juta dalam eksploitasi pada 24 September.
Baca juga: Adopsi Teknologi Web3, Telegram Ingin Menjadi Aplikasi Super