3 Perusahaan Top Dunia Ini Dirumorkan Punya Bitcoin

Anggita Hutami

9th September, 2023

Otoritas Standarisasi Akuntansi di Amerika Serikat, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB), menerapkan standar baru terkait skema pelaporan kepemilikan Bitcoin dan kripto oleh perusahaan. Adanya standar ini akan mengungkapkan kepemilikan kripto atau Bitcoin dari perusahaan-perusahaan besar.

Baca Juga: 40 Ribu Konglomerat Dunia Terungkap Punya Bitcoin!

Skema Pelaporan Aset di AS Diperbarui

Dalam standar baru, perusahaan diwajibkan untuk melaporkan aset kripto secara terpisah di neraca mereka. Perusahaan harus mengungkapkan kepemilikan Bitcoin dalam catatan kaki laporan mereka pada setiap periode pelaporan.

Kemudian, perusahaan wajib memberikan pengungkapan tahunan mengenai perubahan dalam saldo awal dan akhir aset kripto, yang akan dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Namun, peraturan ini memiliki pengecualian, seperti transaksi konversi langsung dari Bitcoin ke mata uang konvensional.

Standar baru ini akan memaksa baik perusahaan publik maupun swasta untuk mengikuti standar ini dalam tahun fiskal yang dimulai setelah 15 Desember 2024.

Dampak Pembaruan Skema Pelaporan Aset di AS

Dengan diberlakukannya standard baru, rumor kepemilikan Bitcoin oleh sejumlah perusahaan teknologi besar akan terjawab. Perusahaan-perusahaan teknologi yang dirumorkan memiliki aset kripto diantaranya Apple (US$2,5 miliar), perusahaan induk Google yaitu Alphabet (US$1,5 juta), dan Amazon (belum diketahui nominalnya).

Kepala Strategi Akuntansi di Cryptio, Jeff Rundlet mengatakan, hal ini merupakan langkah besar yang akan mendorong adopsi aset digital secara luas.

“Saya pikir ini adalah langkah besar menuju adopsi arus utama. Saya dapat melihat penyelesaian proposal ini untuk membantu perusahaan besar yang mungkin takut untuk memegang kripto di neraca mereka karena mereka takut dengan kompleksitas teknis,” ungkap Kepala Strategi Akuntansi di Cryptio, Jeff Rundlet.

Influencer Bitcoin, Swan Bitcoin, berbagi pandangannya di Twitter mengenai pentingnya perubahan ini. Menurut Swan, pengenalan standar akuntansi baru ini adalah momen krusial bagi bisnis yang telah berinvestasi atau sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam Bitcoin dan kripto lainnya.

Transisi ke pelaporan nilai wajar berarti perusahaan dapat mencerminkan nilai terkini dari aset Bitcoin mereka, bahkan ketika ada fluktuasi harga yang signifikan. Hal ini menandai perubahan yang penting karena sebelumnya tidak ada panduan akuntansi AS yang jelas untuk aset kripto.

Sebelum perubahan ini, perusahaan mengandalkan panduan praktik American Institute of CPAs. Panduan ini memperlakukan Bitcoin serupa dengan aset tak berwujud seperti merek dagang atau hak cipta, yang tidak memungkinkan penyesuaian jika pasar mengalami pemulihan setelah penurunan.

Menariknya, mereka dapat memilih untuk menerapkan standard ini lebih awal, membuka jalan bagi adopsi Bitcoin sebagai aset cadangan oleh perusahaan seiring waktu.

Baca Juga: Ark Invest dan VanEck Ajukan Proposal Pengadaan ETF ETH Spot

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.