Tether Jadi Pemegang Emas Terbesar di Luar Bank Sentral, Segini Jumlahnya

Dilla Fauziyah

27th November, 2025

Tether, penerbit stablecoin terbesar di dunia yaitu USDt, kini memiliki cadangan emas fisik sebesar 116 ton. Jumlah tersebut menempatkan perusahaan sejajar dengan bank sentral Korea Selatan, Hungaria, dan Yunani.

Dikutip dari laporan Financial Times pada Selasa (25/11/2025), analisis terbaru Jefferies mengungkapkan bahwa Tether kini menjadi “pemegang emas terbesar di luar bank sentral.” Lembaga tersebut menyebut kontribusi Tether mencapai hampir 2% dari total permintaan emas global pada kuartal terakhir, serta sekitar 12% dari total pembelian emas oleh bank sentral.

Jefferies menambahkan, pembelian intensif Tether selama dua bulan terakhir kemungkinan memperketat pasokan emas dan mendorong arus spekulatif di pasar komoditas tersebut. Beberapa investor yang dikutip dalam laporan memperkirakan Tether menargetkan pembelian tambahan 100 ton emas pada 2025, sebuah target yang dianggap realistis mengingat proyeksi laba perusahaan tahun ini mencapai sekitar US$15 miliar.

Baca juga: CEO Tether Ungkap Cadangan USDT Mencakup Bitcoin dan Emas

Investasi Tether Meluas ke Industri Logam Mulia

Strategi diversifikasi Tether tidak hanya berhenti pada pembelian emas fisik. Sepanjang 2025, perusahaan telah mengucurkan lebih dari US$300 juta untuk mengakuisisi kepemilikan di perusahaan tambang dan produsen logam mulia.

Pada Juni, Tether membeli 32% saham Elemental Altus Royalties, perusahaan royalti emas publik asal Kanada. Laporan FT pada September juga menyebut Tether sedang menjajaki investasi di seluruh rantai pasok emas, mulai dari penambangan, pemurnian, perdagangan, hingga perusahaan royalti.

Tether juga merupakan penerbit Tether Gold (XAUt), token yang didukung emas fisik yang disimpan di brankas Swiss. Data blockchain menunjukkan bahwa penerbitan XAUt melonjak lebih dari 100% dalam enam bulan terakhir, dengan penambahan sekitar 275.000 ounces atau setara US$1,1 miliar sejak Agustus. Kapitalisasi pasar XAUt kini mencapai US$2,1 miliar.

Jefferies menilai Tether bertaruh pada masa depan tokenized gold, mengingat kepemilikan emas fisik kurang praktis bagi investor ritel, kontrak berjangka memiliki biaya bergulir, dan ETF emas mengenakan biaya manajemen relatif tinggi. Tokenisasi dianggap sebagai solusi untuk mengatasi hambatan tersebut.

Baca juga: Tether Sebut Token XAUT Didukung 7,7 Ton Emas Fisik

Operasi Tether Makin Menyerupai Bank Sentral

Selain agresif mengumpulkan emas, operasi harian Tether dinilai semakin menyerupai fungsi bank sentral. Perusahaan mencetak dan menebus USDt secara langsung untuk pelanggan terverifikasi, sehingga suplai token dapat mengembang atau menyusut melalui mekanisme pasar primer.

Portofolio cadangan Tether juga menyerupai lembaga moneter, didominasi obligasi pemerintah AS berjangka pendek, emas, dan Bitcoin. Perusahaan memperoleh pendapatan besar dari imbal hasil obligasi tersebut sembari menerbitkan token non-bunga.

Di luar itu, Tether juga menggunakan kebijakan mirip regulator, seperti membekukan alamat tertentu atas permintaan penegak hukum dan menghentikan dukungan pada blockchain yang dianggap berisiko tinggi.

Baca juga: Tether Bekukan 225 Juta USDT Terkait Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.