Riset Sebut Metaverse Tuai Sentimen Positif di Media Sosial

Ary Palguna

8th March, 2024

Sebuah riset terhadap data kumpulan postingan media sosial terkait metaverse menunjukkan hanya 14% sentimen negatif, yang berarti mayoritas memiliki opini yang positif.


Sebuah tim peneliti dari Uni Emirat Arab baru-baru ini melakukan riset untuk mengetahui pendapat orang tentang metaverse di media sosial.

Tim tersebut mengumpulkan kumpulan data 86.565 postingan di platform media sosial X dan menggunakan machine learning untuk membaginya menjadi tiga kategori yang mewakili sentimen: positif, netral, dan negatif.

Menurut para peneliti, distribusi menunjukkan bahwa postingan yang mengekspresikan sentimen positif mendominasi data dengan 45.506 (53% dari total). Para peneliti mengidentifikasi 28.663 postingan yang menampilkan sentimen netral (33% dari total), dan 12.396 postingan menunjukkan sentimen negatif (14% dari total).

metaverse sentimen
Gambar: Diagram pie distribusi sentimen. Sumber: Dokumen Riset UAE.

Tim menyatakan, dalam makalah mereka, bahwa sentimen positif dan negatif mengikuti pola, tetapi sentimen netral tidak.

“Tweet positif mengandung banyak kata-kata yang mendukung adopsi metaverse termasuk ‘perlu’, ‘cinta’, ‘benar’, ‘masa depan’, dan ‘baru’. Sebaliknya, tweet negatif selain mengandung kata-kata seperti ‘buruk’, ‘gila’, dan ‘jangan’, juga mengandung banyak kata-kata yang ofensif. Tidak ada pola kata-kata yang jelas terlihat dalam tweet sentimen netral,” ungkap tim peneliti.

Baca juga: Apple Rilis Vision Pro dan Pakai Terminologi Lain Metaverse

Studi Paling Rinci dan Akurat Soal Sentimen Metaverse

Model tim peneliti UEA ini mencapai akurasi hingga 92,6% di seluruh kumpulan data yang berisi lebih dari 85.000 postingan, menjadikan studi ini salah satu analisis sentimen publik yang paling rinci untuk metaverse hingga saat ini. Namun, perlu dicatat bahwa ini adalah penelitian pra-cetak dan mungkin belum melalui proses tinjauan.

Selanjutnya, penelitian kedepannya akan berfokus pada platform media sosial lainnya termasuk Meta dan Reddit, serta mengintegrasikan analisis sentimen offline seperti survei ilmiah untuk membuat gambaran yang lebih komprehensif.

Para peneliti juga mengakui bahwa penelitian saat ini dibatasi oleh terminologi yang digunakan untuk melakukan studi, yaitu cakupan kerja mereka terbatas hanya pada posting yang mengandung kata “metaverse”. Sebagai hasilnya, diskusi media sosial tentang topik tetapi tidak mengandung kata kunci tersebut dikecualikan.

Baca juga: China Bentuk Kelompok Standarisasi Metaverse

Ary Palguna

Lulusan Matematika ITB yang menggemari kripto sejak 2017. Sedang fokus dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.

Lulusan Matematika ITB yang menggemari kripto sejak 2017. Sedang fokus dalam riset ekonomi makro dan kripto beserta teknologinya.