Pasar Alat Mining Kripto Diprediksi Tembus Valuasi US$5 Miliar!

Anggita Hutami

22nd September, 2023

Industri pertambangan kripto mengalami penurunan signifikan sejak keruntuhan FTX pada November 2022. Penurunan ini masih berlanjut pada tahun 2023. Namun, sebuah laporan penelitian mengungkapkan potensi pertumbuhan mining kripto dalam delapan tahun ke depan.

Mining Kripto Masih Rugi Pada Tahun 2023

Perusahaan mining kripto, Marathon Digital telah mencatat penurunan pendapatan sebesar 21% per Juli 2023. Selain itu, perusahaan mining kripto Canaan juga mencatat kerugian sebesar US$22,5 juta pada kuartal kedua tahun ini.

Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi bearish pasar kripto, cuaca buruk, ketersediaan alat mining kripto yang terjangkau, hingga meningkatnya tingkat kesulitan mining.

Namun, tampaknya kondisi ini tak akan berlangsung lama. Dalam delapan tahun ke depan, industri mining kripto diperkirakan akan berangsur mengalami pertumbuhan.

Baca Juga: Kyrgyzstan Bangun Fasilitas Mining Kripto Berbasis PLTA

Mining Kripto Diprediksi Tumbuh 11,4%

Menurut laporan Allied Market Research, pasar alat mining kripto diperkirakan akan menyentuh angka US$5 miliar pada tahun 2032, tumbuh 11,4% dari nilai sekarang yakni US$1,8 miliar.

Empat hardware mining yang akan banyak diincar oleh miner, yakni Central Processing Unit (CPU), Graphics Processing Unit (GPU), Application-Specific Integrated Circuit (ASIC), dan Field Programmable Gate Array (FPGA).

Laporan perkiraan valuasi pasar alat mining kripto. Sumber: alliedmarketresearch.

Industri mining kripto diperkirakan akan mencatat pertumbuhan paling signifikan di empat kawasan, yakni Amerika Utara (Kanada dan Amerika Serikat), Eropa (Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, dll), Asia Pasifik, dan LAMEA (Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika).

Perkiraan ini didasari oleh meningkatnya adopsi aset kripto dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan adopsi kripto dapat dilihat dari pertumbuhan investor institusional yang mulai menggunakan kripto.

Menurut data Chainalysis, banyak perusahaan besar di wilayah Asia Tengah, Selatan dan Oseania (CSAO) mulai menggunakan kripto dengan volume transaksi lebih dari US$1 juta.

Selain itu, faktor yang mendukung pertumbuhan industri mining kripto, diantaranya yakni penggunaan teknologi digital yang lebih luas, peningkatan akses internet, dan ketersediaan prosesor mining kripto yang canggih di pasar.

Baca Juga: Rusia Diprediksi Bakal Salip AS di Industri Mining Kripto

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.