Kyrgyzstan Bangun Fasilitas Mining Kripto Berbasis PLTA

Anggita Hutami

31st July, 2023

Presiden Republik Kyrgyzstan, Sadyr Japarov, dilaporkan telah menyepakati rencana pembangunan fasilitas penambangan atau mining kripto di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Sungai Naryn.

Fasilitas penambangan kripto tersebut ditargetkan akan selesai pada April 2024. Pembangunan fasilitas penambangan kripto ini diharapkan dapat mengatasi masalah surplus energi.

Kyrgyzstan adalah negara yang terletak di kawasan Asia Tengah. Mata pencaharian utama di Kyrgyzstan sebagian besar adalah petani dan peternak. Kekayaan alam utamanya yakni batu bara, emas, perak, uranium, dan logam.

Baca Juga: Tether Investasi ke Mining Bitcoin Ramah Lingkungan di Uruguay

Atasi Masalah Surplus Energi

Dilansir dari laporan media lokal, Presiden Sadyr Japarov telah menyetujui pembangunan fasilitas mining kripto di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kambar-Ata-2.

Investasi ini akan menelan biaya sekitar US$20 juta (Rp301,727 Miliar). PLTA tersebut beroperasi sejak tahun 2010 dan menghasilkan 120 MW energi setiap tahun.

Meskipun memiliki kapasitas sebanyak 120 MW, tetapi hanya 90 MW yang terpakai, sehingga tersisa 30 MW energi tak terpakai. Kondisi ini menyebabkan PLTA mencatat kerugian lebih dari US$37 juta.

“Kami memiliki cukup listrik pada hari-hari musim panas. Bahkan melebihi. Kami tidak bisa menjual di mana pun. Oleh karena itu, untuk menguntungkan sistem energi, kami mengizinkan situs yang dapat membawa beban,” ungkap Presiden Kyrgyzstan, Sadyr Japarov, mengutip laporan media lokal.

Dengan dibangunnya fasilitas mining kripto, Presiden Sadyr Japarov berharap energi berlebih yang sebelumnya terbuang dapat dimanfaatkan secara efisien dan berdampak positif pada ekonomi negara. Pembangunan fasilitas mining kripto diharapkan selesai dalam sembilan bulan ke depan.

Presiden Sadyr Japarov juga menegaskan bahwa otoritas akan mengawasi aktivitas mining kripto dengan ketat dan akan mengambil tindakan tegas berkaitan dengan hal-hal yang merugikan negara.

Selain itu, ia juga mengungkapkan niat pemerintah untuk meningkatkan pembangunan PLTA dan mulai mengekspor energi ke negara tetangga.

“Mulai dari tahun depan, ada tugas untuk mengekspor listrik ke Pakistan dan Afghanistan melalui jalur CASA 1000. Kami telah membuat komitmen kepada Bank Dunia. Oleh karena itu, kami meningkatkan laju pembangunan pembangkit listrik tenaga air,” ungkapnya.

Baca Juga: Bhutan Investasi Mining Bitcoin Diam-diam Selama Bertahun-tahun

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.