Pasar NFT Kian Sepi Pembeli, 93% Investornya Rugi

Anggita Hutami

25th September, 2023

Kondisi pasar NFT masih belum pulih sejak kejayaannya di akhir tahun 2021. Menurut data Dune Analytics, volume perdagangan NFT menyusut drastis menjadi hanya US$466 juta (Rp7,1 triliun) pada bulan September 2023, berbanding dengan volume perdagangan NFT pada tahun 2022 yang mencapai US$17 miliar (Rp261,4 triliun).

Hal ini terjadi karena ada perbedaan yang signifikan antara jumlah koleksi NFT yang tersedia dan jumlah pembeli dalam situasi pasar saat ini.

Menurut data NFTGo, saat ini tersedia 45,9 juta koleksi NFT secara keseluruhan. Sementara itu, jumlah pembeli yang ada hanya sebanyak 6.414 orang.

Terlebih lagi, 92,57% pemilik NFT atau 461.026 orang mengalami kerugian. Sementara itu, dari 73,257 koleksi NFT yang diperiksa oleh NFTScan 69,795 ditemukan memiliki nilai 0 di pasar Ethereum.

Dengan kondisi saat ini, koleksi NFT yang tidak memiliki fungsionalitas di dunia nyata akan semakin kesulitan menarik perhatian pembeli.

Salah satu penyebab NFT merugi adalah sebagian besar koleksinya yang tidak memiliki target pasar yang jelas. Selain itu, hal ini juga memperkuat anggapan bahwa pasar NFT masih dipenuhi spekulasi dan belum cocok dijadikan sebagai instrumen investasi.

Baca Juga: Harga NFT BAYC Anjlok 90%, Kolektor Beralih ke Token PEPE

Emisi Karbon Pembuatan NFT

Di tengah kondisi pasar yang tak kian menghasilkan keuntungan, ternyata pembuatan NFT memerlukan sejumlah besar energi. Proses pembuatan NFT mengonsumsi energi sebanyak 27.789.258 kWh dan menghasilkan emisi sekitar 16.243 ton metrik karbondioksida.

Menurut Air New Zealand, emisi yang dihasilkan dalam proses penciptaan koleksi NFT setara dengan jumlah emisi yang dihasilkan oleh 4.061 penumpang dalam penerbangan dari London (Inggris) ke Wellington (Selandia Baru). Estimasi emisi ini sekitar empat ton karbondioksida per orang.

Baca Juga: Kewajiban Bayar Royalti Bagi Kreator NFT di OpenSea akan Dihapus!

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.