Layer 2 Ethereum Kinto Tutup Jaringan, Token K Ambruk 84%

Dilla Fauziyah

8th September, 2025

Kinto Network, proyek blockchain Layer-2 berbasis Ethereum, mengumumkan akan menghentikan kegiatan operasional mereka pada akhir September 2025. Kabar ini langsung memicu kejatuhan harga token tata kelolanya, K (Kinto), yang anjlok lebih dari 80%.

“Setelah menempuh semua cara untuk tetap bertahan, kami akhirnya memilih melakukan penutupan secara teratur demi melindungi pengguna dan komunitas,” tulis tim Kinto dalam postingan di X pada Minggu (7/9/2025).

Langkah penutupan ini menjadi puncak dari serangkaian kendala yang menghantam Kinto dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, tim sempat menghimpun pendanaan utang senilai US$1 juta atau sekitar Rp15,9 miliar untuk menghidupkan kembali perdagangan di modular exchange (MEX) miliknya, setelah peretasan besar pada Juli 2025 menguras sekitar 577 ETH senilai US$1,6 juta atau Rp25,5 miliar.

Namun, kondisi pasar yang memburuk membuat upaya penggalangan dana lanjutan tidak membuahkan hasil.

“Setiap hari dana semakin menipis. Kami bahkan beroperasi tanpa gaji sejak Juli, dan setelah jalur pendanaan terakhir tertutup, pilihan paling bertanggung jawab yang tersisa adalah menutup proyek ini dengan bersih dan melindungi pengguna serta pemberi pinjaman sebisa mungkin,” tambah tim Kinto dalam postingan blog di Medium.

Berdasarkan data CoinMarketCap, harga token K ambruk 84% dalam sehari, dari US$3,1 menjadi US$0,46, dengan kapitalisasi pasar tinggal sekitar US$753 ribu. Padahal, pada 14 Agustus lalu, token ini sempat mencetak kapitalisasi tertinggi di kisaran US$14,5 juta. Ironisnya, token K baru diluncurkan empat bulan lalu pada April 2025.

Grafik K/USD harian. Sumber: CoinMarketCap

Baca juga: DEX Uniswap Bunni Kena Hack, Total Kerugian Hingga Rp39,5 Miliar

Masalah Keamanan dan Model Imbal Hasil Tinggi

Peretasan yang menimpa Kinto berakar dari celah keamanan pada standar ERC-1967 Proxy, sebuah kode umum dari OpenZeppelin yang memungkinkan smart contract diperbarui tanpa mengganti alamat. Beberapa proyek lain juga turut terdampak.

Selain masalah teknis, sejumlah pengamat menilai kegagalan Kinto juga dipicu oleh strategi imbal hasil yang dinilai terlalu agresif. Co-Founder Kinto, Ramon Recuero, pernah menyebut bahwa staking token K menawarkan annual yield hingga 130% dalam USDC, salah satu yang tertinggi di ekosistem DeFi. Praktik ini dianggap tidak berkelanjutan, terutama setelah proyek kesulitan menghasilkan pendapatan pasca peretasan.

Ekosistem Kinto sendiri dibangun di atas Arbitrum dengan penyelesaian transaksi di Ethereum. Protokol ini juga menawarkan perdagangan aset kripto hingga saham tertokenisasi seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia. MEX yang dikembangkan Kinto mencoba menggabungkan efisiensi exchange terpusat (CEX) dengan fitur keamanan khas exchange terdesentralisasi (DEX).

Baca juga: Waspada, Hacker Temukan Cara Baru Sebar Malware Lewat Smart Contract Ethereum

Rencana Distribusi Aset dan Kompensasi

Kinto menyatakan akan mendistribusikan sisa asetnya, termasuk likuiditas Uniswap senilai US$800.000 kepada para peminjam Phoenix, yakni kelompok pemberi pinjaman yang sempat membantu proyek bangkit kembali. Mereka diperkirakan bisa memulihkan sekitar 76% dari nilai pinjaman awal.

Selain itu, Kinto dan Recuero menyiapkan goodwill grant bagi korban peretasan, dengan kompensasi US$1.100 untuk setiap alamat terdampak. Recuero bahkan berkomitmen menyumbangkan dana pribadi lebih dari US$130.000 untuk mendukung inisiatif ini.

Tim Kinto juga berjanji untuk terus mengejar pemulihan aset yang hilang. Jika jumlah yang berhasil dikembalikan melebihi total kerugian korban, distribusi tambahan akan dilakukan melalui mekanisme komunitas di Snapshot.

Pengguna diminta menarik aset sebelum 30 September 2025. Setelah tanggal tersebut, klaim hanya dapat dilakukan melalui kontrak klaim permanen yang akan disediakan oleh Kinto.

Baca juga: World Liberty Financial Gagalkan Upaya Peretasan Pasca Listing WLFI

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.