Indonesia Masuk Top 7 Negara dengan Adopsi Kripto Tertinggi di Dunia

Anggita Hutami

13th September, 2023

Adopsi kripto di Indonesia telah mencapai peringkat sepuluh teratas, bersaing dengan Filipina dan Pakistan.

Menurut laporan Chainalysis yang diterbitkan pada bulan September 2023, enam dari sepuluh negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi terletak di wilayah Asia.

Nilai Transkasi Kripto di Kawasan CSAO Periode Juli 2022-Juni 2023.
Sumber: Chainalysis

Negara-negara di Asia yang memimpin dalam adopsi kripto, di antaranya yakni India (peringkat 1), Vietnam (peringkat 3), Filipina (peringkat 6), Indonesia (peringkat 7), Pakistan (peringkat 8), dan Thailand (peringkat 10).

India, yang tergabung dari wilayah Asia Tengah & Selatan dan Oseania (CSAO), memimpin dalam aspek volume transaksi, dengan total aset kripto yakni sekitar US$268,9 miliar yang diterima selama satu tahun terakhir.

Baca Juga: Menilik Potensi dan Dominasi Asia di Kancah Industri Kripto Dunia

Potensi Kripto di Asia Selatan, Asia Tengah, dan Asia Tenggara

Adopsi kripto di kawasan Asia memang menunjukkan perkembangan signifikan, terutama Asia Selatan dan Asia Tenggara. Hal ini tercermin dari peningkatan volume transaksi, daya beli, dan jumlah populasi yang ada di wilayah tersebut.

Nilai Transkasi Kripto di Kawasan CSAO Periode Juli 2022-Juni 2023.
Sumber: Chainalysis

Terkhusus kawasan Asia Tengah, Selatan dan Oseania (CSAO), disebut-sebut menjadi negara dengan perkembangan aset kripto paling dinamis di dunia.

Dalam hal volume transaksi mentah (raw volume transaction), CSAO adalah pasar kripto terbesar ketiga, hampir sebanding dengan Amerika Utara, Eropa Tengah, Utara & Barat (CNWE), dan hanya sedikit di bawah 20% dari aktivitas global.

Selain itu, sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) juga memainkan peran kunci di Asia, tercermin dari total volume transaksi regional yang mencapai 55,8%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 35,2%.

Tingkat adopsi oleh institusi di wilayah tersebut juga mengalami peningkatan, dengan sekitar 68,8% dari total volume transaksi berasal dari transfer senilai US$1 juta atau lebih. Angka ini meningkat 57,6% pada periode sebelumnya.

Meskipun pertukaran kripto terpusat mendominasi dalam hal lalu lintas situs di negara-negara di Asia, perbedaan yang cukup mencolok terlihat dalam hal aktivitas terkait kripto di Filipina dan Vietnam.

Misalnya, Filipina memiliki pangsa yang signifikan dalam lalu lintas web yang terkait dengan kripto, terpusat pada platform gim dan perjudian, mencapai 19,9%, sementara Vietnam memiliki pangsa sebesar 10,8%.

Sebaliknya, Pakistan dan Vietnam mengamati tingkat aktivitas yang lebih tinggi pada pertukaran P2P, yang umumnya digunakan di pasar negara berkembang atau di negara-negara dengan regulasi modal yang lebih ketat.

Baca Juga: Suplai Bitcoin di Asia Melonjak, Dominasi AS di Kripto Mulai Turun!

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.