Pakar Sebut Developer Kripto di AS Mulai Migrasi ke Asia

Anggita Hutami

13th September, 2023

Sejumlah tokoh industri dari berbagai negara menyoroti ketatnya regulasi AS yang membuat dampak positif bagi industri kripto di Asia. Terutama soal peningkatan investasi modal dan beralihnya developer Web3 di Amerika ke wilayah ini dalam sesi panel bertajuk Asia’s Crypto Takeover Redefining Market Domination di Coinfest Asia (24/8/2023).

Baca Juga: Coinfest Asia 2023 Sukses Hadirkan Festival Web3 Terbesar di Asia Selama Dua Hari

Migrasi Industri Kripto ke Asia

Abel Seow (BitGo), Kampanat Vimolniht (KX Ventures), Lennix Lai (OKX), Marco (Cregis), dan Asih Karnengsih (ABI) di sesi panel Coinfest Asia. Sumber: Dok. Istimewa

Director of BitGo, Abel Seow, menilai penegakkan regulasi kripto di AS telah menghambat inovasi dalam industri ini. Hal ini membuat developer atau pengembang kripto mencari negara alternatif dengan regulasi yang lebih bersahabat.

“Regulasi yang berlebihan akan mengusir inovasi dan itu pasti akan mengusir modal dan gagasan dari AS. Apakah Asia berada dalam posisi yang baik untuk menangkap sebagian modal itu? Saya pikir begitu, tentu saja,” ungkap Director of BitGo, Abel Seow.

Pandangan serupa juga datang dari Executive Director KX, Kampanat Vimolniht. Dia mengatakan, industri kripto seperti China, Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan yang tadinya mencari pendanaan di AS mulai kembali ke Asia, begitu pula dengan para pengembangnya.

Kampanat mengungkapkan apa yang menjadi penyebab dari hal tersebut, “Perubahan yang bertahap di AS, dan itu benar-benar menghalangi orang yang tinggal di AS untuk menginvestasikan uang mereka dalam kripto, jadi saya melihat sejumlah proyek kembali ke Asia.”

Pandangan Seow dan Kampanat itu juga sejalan dengan laporan yang dirilis oleh Electric Capital Developer. Dalam laporan itu disebutkan bahwa kontribusi pengembang kripto di AS telah turun dari 40% pada tahun 2017 menjadi 29% pada tahun 2022.

Sedangkan data untuk wilayah Asia, menunjukkan peningkatan kontribusi pengembang kripto sebesar 297% pada tahun 2023, dibandingkan dengan Januari 2018.

Global Chief Commercial Officer di OKX, Lennix Lai menyoroti sejumlah faktor yang mendukung pertumbuhan kripto di Asia, termasuk jumlah pengguna yang besar, kemudahan untuk menguji ide, serta ketersediaan modal dari investor ventura Asia.

“Jadi yang saya lihat adalah faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan adalah bahwa Asia sudah memiliki basis pengguna yang besar untuk menguji ide Anda, dan juga untuk menjalankan model bisnis yang berkelanjutan di wilayah Asia. Hal ini memberikan iklim yang sangat baik untuk perkembangan Web3,” ungkap Lennix Lai.

Meskipun begitu, perkembangan kripto di Asia juga dihadapkan beberapa tantangan. Chief Marketing Officer (CMO) Cregis, Marco Liao menghadapi beberapa tantangan terkait dengan perizinan.

“Saya kira tantangan terbesar bagi perusahaan kami adalah perizinan. Anda tahu, jika kami ingin melakukan promosi di Google, kami perlu memiliki lisensi exchange terpusat, bahkan hanya dengan sistem dompet. Jadi, lisensi, bagaimana kami bisa mendapatkannya juga merupakan masalah bagi perusahaan kripto di Hong Kong,” ungkap Chief Marketing Officer (CMO) Cregis, Marco Liao.

Baca Juga: Developer Kripto Justru Meningkat Saat Crypto Winter! Ini Faktornya

Tren Kripto di Asia

Kampanat menyoroti tren kripto di Asia Timur yang saat ini lebih terpusat pada kasus penggunaan yang mengutamakan pelanggan, seperti penerapan EIP 6.5.1 untuk token. Selain itu, perkembangan proyek NFT di wilayah ini, khususnya di Asia Tenggara, juga berjalan dengan pesat, meskipun kemajuannya bisa berbeda-beda di setiap negara.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan gim besar di Jepang kini mulai menunjukkan minat serius pada Web3. Sementara, di India, perhatian lebih difokuskan pada pengembangan infrastruktur kripto. Di wilayah Asia Tenggara, khususnya di Vietnam, terdapat pertumbuhan yang signifikan dalam berbagai inisiatif di industri gamefi.

Baca Juga: Momen di Industri Kripto Sepanjang Kuartal Dua 2023

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.