Pemerintah Indonesia Jajaki Potensi Bitcoin Jadi Aset Cadangan Nasional
6th August, 2025
Pemerintah Indonesia tampaknya mulai menunjukkan ketertarikan terhadap aset kripto, terutama Bitcoin. Hal ini terungkap dari pernyataan komunitas Bitcoin Indonesia yang mengklaim diundang langsung ke kantor Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, untuk mempresentasikan bagaimana Bitcoin bisa berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi jangka panjang.
Salah satu topik yang dibahas secara serius adalah potensi penggunaan mining Bitcoin sebagai strategi cadangan nasional, sebuah pendekatan yang sejauh ini baru dilakukan oleh negara seperti El Salvador dan Bhutan.
“Kami diundang ke kantor Wakil Presiden untuk mempresentasikan bagaimana Bitcoin dapat memberikan manfaat bagi negara,” tulis Bitcoin Indonesia dalam postingan di X pada Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Usulan Bitcoin Jadi Aset Cadangan Danantara, Ini Pro dan Kontranya!
Menuju Indonesia Emas 2045?
Bitcoin Indonesia juga mempresentasikan prediksi harga dari Michael Saylor, yang memperkirakan Bitcoin bisa mencapai US$13 juta dalam pada 2045, bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia yang dikenal sebagai visi Indonesia Emas.
Adapun, respons dari pihak kantor Wapres disebut cukup positif. Salah satu staf khusus bernama Adhit bahkan menyatakan pentingnya keberlanjutan edukasi Bitcoin ke depan.
“Indonesia juga harus terus melakukan edukasi mengenai Bitcoin di masa depan,” kata perwakilan kantor Wapres seperti dikutip Bitcoin Indonesia.
Wacana ini muncul di tengah peningkatan adopsi kripto di Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai transaksi kripto sepanjang 2025 telah mencapai Rp224,11 triliun (YTD). Sementara jumlah pengguna terus meningkat, mencapai 15,85 juta konsumen per Juni 2025.
Baca juga: OJK Catat Nilai Transaksi Kripto Indonesia Turun 34 Persen pada Juni 2025
Usulan Cadangan Bitcoin dari Pelaku Industri Tanah Air
Ide menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan nasional bukan hal baru. Sebelumnya, wacana ini sempat digaungkan oleh pelaku industri seperti Gabriel Rey, CEO exchange berlisensi Triv, dan Anthony Leong, Wasekjen HIPMI.
Keduanya mendorong agar Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menjadi pionir adopsi BTC dalam portofolio cadangan strategis negara. Danantara sendiri adalah lembaga pengelola investasi nasional yang bertugas mengonsolidasi aset milik negara, terutama dari BUMN.
Terkait wacana ini, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyatakan bahwa ide tersebut adalah bentuk inovasi yang patut diapresiasi. Namun, ia menegaskan bahwa pengelolaan aset negara tidak bisa dilakukan sembarangan.
Menurutnya, Danantara sebagai pengelola kekayaan negara harus mengedepankan prinsip kehati-hatian, manajemen risiko, dan tujuan ekonomi yang terukur, sebelum memutuskan langkah besar seperti mengadopsi Bitcoin sebagai cadangan nasional.
Baca juga: OJK Tanggapi Usulan Bitcoin Jadi Cadangan Investasi Danantara