Ekonom Usulkan Stablecoin Dolar Hong Kong untuk Saingi USDT dan USDC

Anggita Hutami

6th July, 2023

Empat ekonom digital mendorong pemerintah Hong Kong untuk menerbitkan stablecoin yang nilainya dipatok dengan dolar Hong Kong (HKD) pada Senin (3/7). Berita ini pertama kali dilaporkan oleh Wu Blockchain pada Selasa (4/7).

Adapun keempat ekonom yang turut mendukung inisiatif stablecoin dolar Hong Kong (HKDG) diantaranya Wakil Presiden Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong Wang Yang, Pendiri Meitu Cai Wensheng, Ketua Asosiasi Blockchain Hong Kong Lei Zhibin, dan mahasiswa doktoral Wen Yizhou.

Pesaing USDC dan USDT

Menurut mereka HKDG berpeluang menjadi pesaing stablecoin yang nilainya dipatok dengan dolar Amerika Serikat, yaitu Tether (USDT) dan Circle (USDC).

Hal tersebut dapat diketahui dari jumlah cadangan devisa Hong Kong sebesar US$430 miliar yang nilainya melebihi kapitalisasi pasar Tether dan USD. Menurut para ekonom, dengan menggunakan cadangan devisa sebagai jaminan, stablecoin pemerintah akan lebih kuat.

Baca Juga: Relevansi Stablecoin di Pasar Keuangan Global

Sisi Positif Stablecoin Hong Kong Dolar

Menurut laporan tersebut, keempat ekonom tersebut berpendapat bahwa stablecoin dolar Hong Kong (HKDG) mampu memperkuat posisinya dalam sektor teknologi blockchain.

Stablecoin HKDG diyakini akan meningkatkan adopsi dolar Hong Kong, meningkatkan efisiensi transaksi, mengurangi biaya transaksi, memperbaiki sistem pembayaran yang ada, serta meningkatkan kemampuan fintech di Hong Kong secara keseluruhan.

Selain itu, peluncuran HKDG juga diharapkan dapat menyediakan likuiditas tambahan untuk proyek-proyek pemerintah. Artinya, pemerintah dapat menggunakan stablecoin ini untuk membiayai proyek-proyek mereka dan memiliki lebih banyak sumber daya yang tersedia.

Selanjutnya, dengan menggunakan HKDG, pejabat pemerintah dapat lebih mudah memantau dan menilai risiko lebih mudah melalui pelacakan transaksi.

Terkait pengawasan, pemerintah Hong Kong telah membentuk tim untuk mengawasi perkembangan Web3 pada bulan Juni. Menurut laporan tim tersebut, lebih dari 80 perusahaan aset digital dan blockchain sedang mempertimbangkan ekspansi ke Hong Kong pada bulan Maret. Ada juga sekitar 800 perusahaan fintech yang beroperasi di sana.

Baca Juga: Potensi Indonesia sebagai Crypto Hub di Antara Hong Kong dan Singapura

Risiko yang Perlu Diperhatikan

Laporan Wu Blockchain juga menyebutkan beberapa risiko potensial yang perlu diperhatikan. Salah satunya terkait dengan hukum dan peraturan. Penggunaan stablecoin seperti HKDG belum diatur secara resmi, sehingga hal ini dapat menjadi masalah di kemudian hari.

Selain itu, ada juga potensi perselisihan internasional terkait dengan transaksi yang terkait dengan pendanaan dan peretasan ilegal. Hal ini berpotensi mempengaruhi reputasi Hong Kong serta memicu kekhawatiran keamanan yang serius.

Peluncuran HKDG memiliki manfaat yang diharapkan, tetapi penting untuk mempertimbangkan risiko yang terkait dengannya dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

“Risiko yang ditanggung oleh HKDG yang dikeluarkan pemerintah secara signifikan lebih rendah daripada stablecoin dolar Hong Kong yang dikeluarkan oleh institusi swasta,” menurut laporan yang diterbitkan Wu Blockchain.

Baca Juga: Legislator Hong Kong Ajak Exchange Kripto Buka Operasional di Negaranya

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.