Do Kwon Akui Bersalah dalam Kasus Penipuan Terraform Labs di AS

Dilla Fauziyah

13th August, 2025

Do Kwon, Founder Terraform Labs, mengaku bersalah atas dua dakwaan penipuan di Amerika Serikat yang terkait dengan kehancuran stablecoin TerraUSD pada 2022. Keruntuhan proyek ini diperkirakan menyebabkan kerugian sekitar US$40 miliar atau sekitar Rp654 triliun dan mengguncang industri aset kripto global.

Mengutip Bloomberg pada Rabu (12/8/2025), pengakuan bersalah tersebut disampaikan di hadapan Hakim Distrik Paul Engelmayer di pengadilan federal New York. Kwon menerima kesepakatan dengan jaksa untuk mengakui dakwaan konspirasi melakukan penipuan dan wire fraud. Sebagai bagian dari perjanjian, ia setuju menyerahkan aset senilai US$19,3 juta dan beberapa properti.

“Saya dengan sadar sepakat dengan pihak lain untuk menipu, dan memang melakukan penipuan terhadap pembeli aset kripto yang diterbitkan oleh perusahaan saya, Terraform Labs,” ujar Kwon dalam sidang. “Apa yang saya lakukan adalah salah, dan saya ingin meminta maaf atas tindakan saya. Saya bertanggung jawab penuh.”

Pada Januari lalu, Kwon sempat mengaku tidak bersalah atas sembilan dakwaan, termasuk penipuan sekuritas, penipuan komoditas, dan konspirasi pencucian uang. Namun, ia akhirnya menerima kesepakatan dengan kantor Kejaksaan Distrik Manhattan untuk mengakui dua dakwaan utama.

Baca juga: Do Kwon Akui Tak Bersalah atas Dakwaan Penipuan di AS

Proses Hukum yang Panjang

Kwon menghadapi tuntutan di Korea Selatan dan AS terkait runtuhnya TerraUSD, stablecoin yang diklaim mampu mempertahankan nilai US$1 lewat algoritma “Terra Protocol”. Menurut jaksa, pada 2021 Kwon menyesatkan investor dengan mengatakan algoritma tersebut berhasil memulihkan nilai TerraUSD yang sempat turun.

Pada kenyataannya, ia diduga mengatur sebuah perusahaan perdagangan frekuensi tinggi untuk diam-diam membeli jutaan dolar TerraUSD demi menopang harganya secara artifisial. Klaim palsu ini mendorong banyak investor, baik ritel maupun institusi, membeli produk Terraform. Akibatnya, nilai pasar Luna, token yang terhubung erat dengan TerraUSD, melonjak hingga US$50 miliar pada awal 2022 sebelum akhirnya jatuh.

Pasca runtuhnya Terraform Labs, Kwon menjadi buronan selama hampir dua tahun. Pada Maret 2023, ia dan mantan CFO Terraform Han Chang-joon, ditangkap di Bandara Podgorica, Montenegro, saat mencoba menaiki jet pribadi ke Dubai dengan paspor palsu. Ia kemudian diekstradisi ke AS pada awal 2024.

Dengan pengakuan bersalah ini, Kwon terancam hukuman maksimal 25 tahun penjara di AS, lima tahun untuk dakwaan konspirasi dan 20 tahun untuk wire fraud. Namun, jaksa Kimberly Ravener mengatakan pemerintah akan merekomendasikan hukuman tidak lebih dari 12 tahun, asalkan Kwon menerima tanggung jawab penuh. Putusan akan dibacakan pada 11 Desember 2025.

Berdasarkan kesepakatan, setelah menjalani setengah masa hukuman di AS, Kwon dapat mengajukan pemindahan untuk menjalani sisa hukumannya di Korea Selatan jika memenuhi syarat program transfer narapidana.

Selain perkara pidana, Kwon dan Terraform Labs juga dinyatakan bersalah dalam kasus perdata yang diajukan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 2024. Juri di New York memutuskan bahwa Kwon dan Terraform menyesatkan investor, termasuk dengan klaim palsu bahwa aplikasi pembayaran populer asal Korea, Chai, menggunakan blockchain Terraform untuk transaksinya.

Mereka juga terbukti memberikan informasi keliru tentang stabilitas TerraUSD yang disebut dijamin algoritma agar nilainya setara dengan dolar AS. Dalam penyelesaian senilai US$4,55 miliar, Kwon setuju membayar denda sipil sebesar US$80 juta dan menerima larangan permanen untuk melakukan transaksi aset kripto.

Kasus Do Kwon menjadi salah satu skandal terbesar dalam sejarah aset kripto, sejajar dengan kasus Sam Bankman-Fried, Founder FTX, yang dijatuhi hukuman 25 tahun penjara pada 2024 atas penipuan berskala besar yang mengakibatkan exchange tersebut runtuh pada November 2022, beberapa bulan setelah kasus Terra.

Baca juga: Founder Terra Do Kwon Bakal Ubah Pembelaan dalam Kasus Penipuan AS

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.