Atomic Wallet Dieksploitasi, Kerugian Ditaksir US$35 Juta!
4th June, 2023
Atomic Wallet yang memiliki lima juta pengguna dilaporkan mengalami eksploitasi. Hal ini terdeteksi setelah sejumlah pengguna melaporkan aset kripto mereka raib.
Atomic adalah dompet terdesentralisasi non-kustodian, artinya pengguna bertanggung jawab atas aset yang disimpan dalam aplikasi. Atomic telah mengonfirmasi kabar ini dan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
We have received reports of wallets being compromised. We are doing all we can to investigate and analyse the situation. As we have more information, we will share it accordingly.
— Atomic – Crypto Wallet (@AtomicWallet) June 3, 2023
For any questions and concerns, contact support@atomicwallet.io
“Kami telah menerima laporan tentang dompet yang disusupi. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk menyelidiki dan menganalisis situasi. Karena kami memiliki lebih banyak informasi, kami akan membagikannya sesuai dengan itu, ”kata tim Atomic dalam tweet pada 3 Juni.
Peneliti on-chain populer ZachXBT yang sering melacak aset kripto yang dicuri dan membantu menguraikan dana yang diretas ikut serta dalam penyelidikan ini.

Ia mengatakan banyak menerima banyak pesan dari pengguna Atomic mengenai dana mereka yang hilang. Pada saat penerbitan, ZachXBT mengatakan korban terbesar ditemukan di Tron dengan 7,95 juta USDT dicuri. Lima kerugian terbesar mencapai US$17 juta dengan perkiraan sudah US$35 juta dana yang dicuri.
Daftar Peretasan di Kripto Pada Mei 2023
Eksploitasi di Atomic Wallet menambah daftar peretasan yang terjadi di industri kripto di bulan Mei 2023. Pada tanggal 28 Mei, aplikasi Jimbos Protocol desentralisasi keuangan (DeFi) dieksploitasi, mengakibatkan hilangnya 4.000 ETH bernilai sekitar US$7,5 juta.
Pada 20 Mei Tornado Cash juga diretas karena adanya manipulasi pemungutan suara yang membuat peretas mendapatkan kendali penuh atas tata kelola protokol.
Baca juga: DAO Tornado Cash Diserang, Harga TORN Anjlok 35%
Menurut laporan Chainalysis, peretas kripto mencuri sekitar US$3,8 miliar tahun lalu, dengan peretas Korea Utara mendominasi eksploitasi protokol DeFi.
Analisis lain dari TRM Labs mengungkapkan bahwa meskipun jumlah insiden pada Q1 2023 tetap sama, ukuran peretasan rata-rata turun menjadi US$10,5 juta dari hampir US$30 juta pada Q1 2022.
Baca juga: 5 Kasus Peretasan Kripto Terbesar di 2022