Aliansi Game Blockchain Baru Jepang Diisi Sega, Square Enix, Konami, dan Lainnya

rifqaiza

18th December, 2024

Aliansi game blockchain baru di Jepang berada di bawah payung Japan Cryptocurrency Business Association (JCBA) yang keanggotaannya terdiri dari 155 perusahaan serta telah mandiri, menangani tanggung jawab regulasi dan petisi pemerintah terkait kebijakan yang berhubungan dengan kripto. Aliansi ini akan menjadi subkomite JCBA.

Menurut rilis pers JCBA, aliansi baru ini akan terdiri dari beberapa perusahaan gaming seperti Sega, Square Enix, Konami, COLOPL, Drecom dan perusahaan gaming play-to-earn BrilliantCrypto, kemudian exchange kripto yang baru-baru ini terdaftar di Nasdaq, Coincheck, lalu salah dua dari empat “Big Four” perusahaan hukum Jepang, yaitu Mori Hamada & Matsumoto serta Anderson Mori & Tomotsune.

Ketua dari aliansi game blockchain ini adalah Presiden Coincheck, Tomoyuki Isaka. Wakil kepalanya dari Square Enix, yaitu Keisuke Hata, dan yang berperan sebagai eksekusif adalah pejabat Konami, COLOPL, Sega, dan Drecom.

Baca juga: Exchange Tertua Jepang Ini Gabung Pasar Saham AS via Nasdaq

Apa yang akan Diurus oleh Aliansi Baru Ini?

Sebagai subkomite dari JCBA, fokus mereka akan ke permasalahan regulasi, akuntansi, dan perpajakan serta mereka juga memiliki target membuat rekomendasi antar-industri dan mempertimbangkan pengembangan game yang menggunakan aspek “intermediasi kripto”.

Jepang sendiri memang terkenal memiliki regulasi yang ketat terkait kripto dan gaming, namun, keterlambatan perusahaan gaming Jepang dalam pengembangan game blockchain terjadi karena kurangnya kejelasan soal permasalahan regulasi, akuntansi, dan perpajakan, sehingga subkomite ini dibuat untuk menangani permasalahan tersebut.

Baca juga: Jepang Berencana Kaji Ulang Regulasi Kripto

Jepang dan Gaming Blockchain

Untuk gaming blockchain dan penggunaan kripto dalam game sebenarnya Jepang juga tidak ingin ketinggalan meskipun kejelasan soal regulasi masih dikejar. Konami pada Juni tahun ini bekerja sama dengan Avalanche untuk memperkenalkan solusi non-fungible token (NFT) baru bernama “Resella”.

Jadi mereka ingin merevolusi layanan Web3 dengan menawarkan platform yang streamlined atau efisien untuk perusahaan dan organisasi yang ingin mengintegrasikan teknologi blockchain pada operasional mereka. Dengan platform NFT Resella, mereka ingin menyederhanakan segala proses dalam membuat, menerbitkan, dan memperdagangkan NFT.

Sega juga telah mengekpresikan optimisme penggunaan blockchain dan peran NFT dalam game. Menurut co-COO Sega, Shuji Utsumi, konsep pemain memiliki aset dan mendapatkan uang di game blockchain dapat membuat pengalaman unik yang belum pernah dilihat di industri gaming ini.

Sega sendiri melisensi properti intelektual (IP) game kartu Sangokushi Taisen ke perusahaan blockchain Double Jump.Tokyo untuk pengembangkan game baru Battle of Three Kingdoms yang juga akan menerbitkan kartu NFT yang terinspirasi dari game aslinya yang rilis 2005 lalu.

Sedangkan Square Enix sejak awal tahun ini sudah berencana untuk memanfaatkan blockchain, kepintaran buatan (AI) dan metaverse untuk membuat konten baru bagi para pemainnya. Hal ini disampaikan Takashi Kiryu, Representative Director dan Presiden Square Enix dalam surat tahun barunya.

Baca juga: Pajak Kripto di Jepang Diharapkan Turun Tahun Depan!