Venom Foundation Jawab 3 Tantangan Blockchain dalam Sesi AMA!

Anggita Hutami

2nd August, 2023

Venom Foundation telah mengadakan sesi “Ask Me Anything” (AMA) melalui grup Telegram Indonesia Paham Bitcoin (IPB) pada hari Kamis (27/7).

Sesi ini menghadirkan Chief Strategy Officer Venom Foundation, Daryll Netscher, sebagai pembicara dan berhasil menarik audiens sebanyak 7.808 pengguna aktif.

Baca Juga: Mengenal Proyek Layer-0 Venom Blockchain dan Cara Menggunakannya

Venom Jawab 3 Tantangan dalam Penggunaan Blockchain

Dalam sesi tersebut, Daryll Netscher membahas mengenai tantangan blockchain terutama dalam aspek keamanan, skalabilitas dan interoperabilitas.

Daryll menyatakan bahwa produk blockchain Venom telah menjawab ketiga tantangan yang disebutkan. Dengan menggunakan Threaded Virtual Machine (TVM) dan smart contract yang ditulis dalam bahasa T-Sol, Venom menjamin keamanan dan efisiensi.

Keamanan juga diperkuat oleh mekanisme konsensus Threaded BFT untuk melindungi jaringan dari Byzantine Error Tolerance (BFT). Dalam hal skalabilitas, Venom memiliki teknologi dynamic sharding yang mampu menangani 100.000 transaksi per detik. Dengan pengembangan jaringan dan penambahan validator tambahan di masa depan, Venom berpotensi dapat meningkatkan kapasitasnya hingga lebih dari satu juta transaksi per detik.

Dalam hal interoperabilitas Venom diperkuat oleh arsitektur workchain, yang memungkinkan koneksi aman antara rantai-rantai yang berbeda melalui bantuan kumpulan validator global kami.

Saat ini, Venom hanya mendukung jaringannya dengan wallet Venom. Namun, di masa depan, ada prospek menarik untuk memperluas ke berbagai jaringan dalam ekosistem lapisan 0 kami, seperti pendekatan wallet Kelpr di platform Cosmos.

Ekspansi ini membuka peluang dan kemungkinan baru untuk integrasi yang lancar dengan berbagai jaringan blockchain lainnya, yang akan memperluas cakupan dan utilitas ekosistem Venom.

Venom Berencana Ekspansi Pasar Indonesia

Blockchain Venom berkomitmen untuk menggandeng pengguna Indonesia dalam platformnya dengan pendekatan multi-sisi. Tim VVF aktif mencari proyek-proyek dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar.

“Setelah peluncuran mainnet, kami memiliki rencana untuk memperluas jangkauan kami di luar wilayah MENA, dengan tujuan mengadakan acara-acara yang memungkinkan kami untuk terhubung langsung dengan peserta jaringan di negara-negara seperti Indonesia,” ungkap Chief Strategy Officer Venom Foundation Daryll Netscher.

Daryll juga menyampaikan bahwa pihaknya akan memperkenalkan fitur-fitur revolusioner ke dalam jaringan dalam beberapa waktu mendatang.

“Perkembangan ini mencakup teknologi canggih seperti ZK-Snarks untuk meningkatkan privasi dan keamanan, serta self sovereign identity (SSI) untuk memberdayakan pengguna dengan kendali atas identitas digital mereka,” ungkapnya.

Venom juga akan mengenalkan standar token baru untuk meningkatkan fleksibilitas dan utilitas aset blockchain. Tim pengembang telah berinvestasi dalam pembuatan alat developer baru untuk mendorong inovasi dan menyederhanakan proses pengembangan.

Mengenal Venom Blockchain

Venom blockchain adalah blockchain layer 0 dan 1 pertama yang berlisensi ADGM secara global. Blockchain ini berambisi menciptakan infrastruktur yang kuat untuk aset dunia nyata (real world assets) dan stablecoin berbasis Fiat.

Venom bertujuan untuk menyediakan likuiditas baru ke industri blockchain serta merevolusi cara sistem keuangan berinteraksi dengan aset digital,” ungkap Chief Strategy Officer Venom Foundation Daryll Netscher.

Baca Juga: Venom Foundation Rilis Testnet Publik, Ini Cara Berpartisipasi!

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.