Thailand Uji Coba Pembayaran Kripto untuk Turis di Phuket
10th January, 2025
Thailand baru-baru ini mengumumkan peluncuran proyek uji coba penggunaan aset kripto sebagai alternatif alat pembayaran tunai untuk turis di Phuket, salah satu destinasi wisata unggulan negara tersebut. Langkah ini dirancang untuk mempermudah wisatawan asing menggunakan aset digital mereka selama berlibur di Thailand.
Mengutip Nation Thailand pada Rabu (8/1/2024), Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Thailand, Pichai Chunhavajira, menjelaskan bahwa pemerintah berencana menguji penggunaan aset kripto di kota-kota yang berfokus pada pariwisata, dengan Phuket sebagai lokasi pertama proyek pilot ini. Proyek ini akan dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan kerangka hukum yang berlaku di Thailand.
“Kami tidak akan melakukan hal yang melanggar hukum,” tegas Chunhavajira, menambahkan bahwa pemerintah tidak perlu mengubah undang-undang yang ada karena mekanisme pendukung inisiatif ini telah tersedia.
Ia menambahkan, uji coba di Phuket bertujuan untuk memastikan Thailand tetap kompetitif dalam menarik wisatawan dan mengoptimalkan peluang bisnis yang mungkin hilang tanpa adopsi teknologi ini.
Baca juga: Adopsi Kripto Thailand Mulai Bergeser ke Investor Institusi
Mendorong Kemudahan Pembayaran bagi Turis Asing
Chunhavajira menyebutkan bahwa proyek ini didorong oleh meningkatnya popularitas kripto di kalangan wisatawan asing, serta nilai aset digital yang terus bertumbuh.
Ia menyoroti Bitcoin sebagai contoh, mencatat bahwa pasokan terbatas Bitcoin sebesar 21 juta koin kini bernilai lebih dari US$2 triliun dan terus menjadi aset yang sangat diminati.
Turis asing yang berpartisipasi dalam program ini mungkin akan diminta untuk mendaftarkan Bitcoin mereka melalui exchange Thailand dan memverifikasi identitas mereka sebelum dapat menggunakan aset digital tersebut untuk membeli barang dan jasa. Lembaga clearing house kemudian akan mengonversi Bitcoin ke mata uang baht Thailand untuk menyelesaikan transaksi.
“Sebagai contoh, mereka yang melarikan diri dari perang Rusia-Ukraina dan menetap di Phuket mungkin mengalami kesulitan untuk memperoleh 50 juta baht guna membeli rumah. Namun, pembayaran dengan Bitcoin dapat menjadi solusi yang jauh lebih sederhana,” ujar Chunhavajira.
Baca juga: Thailand Resmi Bebaskan Pajak Penghasilan Aset Kripto
Thailand Gencar Mengadopsi Kripto
Thailand telah mengambil langkah signifikan dalam mengadopsi dan mengatur aset kripto sejak tahun lalu. Pada Agustus 2024, pemerintah memperkenalkan regulatory sandbox untuk mendukung pelaku industri kripto menemukan keseimbangan antara regulasi dan inovasi.
Selain itu, Thailand juga telah membebaskan pajak sebesar 15% atas pendapatan yang diperoleh dari keuntungan token investasi, memberikan insentif lebih bagi individu yang berpartisipasi dalam ekosistem ini.
Sejalan dengan upaya pemerintah, komunitas kripto kecil di Thailand diketahui telah mulai mengadopsi aset digital dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Right Shift, sebuah saluran YouTube yang mempromosikan penggunaan kripto, terdapat sebuah desa di distrik Huay Phueng, Kalasin, yang dikenal sebagai “Bitcoin Town” di kalangan pecinta aset digital.
Dalam sebuah film dokumenter singkat, Right Shift menyoroti seorang pendukung Bitcoin muda yang mendirikan kedai kopi sebagai pusat edukasi tentang penggunaan unit terkecil Bitcoin yakni Satoshi sebagai pengganti uang tunai.
Lebih dari 80 penduduk desa kini menerima Satoshi melalui aplikasi Bitcoin Lightning, memungkinkan transaksi tanpa uang tunai. Beberapa toko, termasuk warung mie, pedagang pasar, penjual bakso, hingga layanan tuk-tuk, telah memasang tanda penerimaan Bitcoin.
Baca juga: Thailand Hapus PPN untuk Exchange Kripto Teregulasi, Apa Kabar Indonesia?