Stablecoin Emas Diprediksi Kalahkan Kinerja Stablecoin Dolar AS
24th March, 2025
Max Keiser, seorang pendukung Bitcoin maximalist, menyampaikan pendapat bahwa stablecoin berbasis emas berpotensi mengungguli stablecoin yang dipatok dolar Amerika Serikat (USD) dalam persaingan global.
Dalam postingan di X pada Sabtu (22/3/2025), Keiser berpendapat bahwa emas lebih dipercaya daripada dolar AS secara global, dan mengatakan bahwa pemerintah negara-negara asing yang memiliki hubungan permusuhan dengan Amerika Serikat tidak akan menerima stablecoin yang dipatok dengan dolar, seperti Rusia, Tiongkok, dan Iran.
“Stablecoin berbasis emas akan mengungguli stablecoin USD di pasar global. Rusia, Tiongkok, dan Iran harus mencermati hal ini. Emas mencerminkan inflasi, sementara USD tidak. Menyimpan USD berarti kehilangan daya beli,” tulis Keiser.
Keiser menambahkan bahwa meskipun dolar AS tidak volatil, nilainya terus tergerus karena inflasi. Sementara itu, Bitcoin bersifat deflasi namun memiliki volatilitas tinggi. Dalam hal ini, emas dinilai lebih seimbang karena nilainya cenderung stabil dan mengikuti laju inflasi.
Baca juga: CEO Tether Ungkap Cadangan USDT Mencakup Bitcoin dan Emas
Kehadiran Produk Stablecoin Dipatok Emas
Keiser bukan satu-satunya yang menyoroti potensi stablecoin berbasis emas. Tether diketahui telah meluncurkan stablecoin bernama Alloy (aUSD₮) pada Juni 2024, yang didukung oleh Tether Gold (XAU₮). Token tersebut memberikan klaim terhadap emas fisik dan dirancang untuk mereplikasi stabilitas nilai emas dalam bentuk digital.
Dalam postingan di X pada Sabtu (22/3/2025), Gabor Gurbacs, pendiri PointsVille dan mantan eksekutif VanEck, menyatakan bahwa “Tether Gold adalah bentuk dolar AS sebelum tahun 1971.”
Gurbacs menambahkan bahwa XAU₮ telah mencatat kenaikan sebesar 15,7% sejak awal tahun, sementara sebagian besar pasar aset kripto mengalami tren penurunan. Ia menyarankan institusi dan pelaku usaha mempertimbangkan XAU₮ sebagai instrumen lindung nilai terhadap gejolak pasar.
Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat justru mendorong penggunaan stablecoin berbasis dolar AS untuk mempertahankan posisi USD sebagai mata uang cadangan global. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut strategi ini sebagai salah satu fokus utama pemerintahan Trump dalam forum White House Crypto Summit pada 7 Maret 2025.
Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, turut menyuarakan pandangan serupa, menyatakan dukungannya terhadap penggunaan stablecoin sebagai alat untuk memperkuat posisi dolar AS di pasar keuangan global.
Untuk mendukung pendekatan tersebut, sejumlah legislator AS telah mengajukan rancangan undang-undang seperti Stable Act 2025 dan GENIUS Bill, yang bertujuan membentuk kerangka regulasi menyeluruh terhadap aset fiat yang ditokenisasi.
Baca juga: Tether Luncurkan Stablecoin Baru yang Didukung Emas