Bitcoin Pulih ke US$87.000 Imbas AS Rombak Kebijakan Tarif Impor
24th March, 2025
Pemerintah Amerika Serikat dijadwalkan mulai memberlakukan kebijakan tarif dagang baru yang lebih terarah pada Selasa, 2 April 2025. Kebijakan ini menandai pergeseran dari pendekatan sebelumnya yang lebih luas, menjadi fokus pada sektor-sektor tertentu seperti otomotif, farmasi, dan semikonduktor.
Di tengah dinamika kebijakan global tersebut, pasar aset kripto justru menunjukkan respons positif. Data dari TradingView pada Senin (24/3/2025) menunjukkan bahwa Bitcoin terus menunjukkan penguatan ke atas level US$87.100 dari level terendah harian di US$84.200, menunjukkan kenaikan lebih dari 3% dalam 24 jam terakhir.

Kenaikan ini juga diiringi lonjakan volume perdagangan harian sebesar 95%, mencapai US$18,4 miliar. Lonjakan minat pasar ini turut mendorong kapitalisasi pasar Bitcoin naik menjadi US$1,72 triliun.
Fear and Greed Index kripto, yang mengukur sentimen trader terhadap pasar kripto, menunjukkan skor 45 dari 100, mengindikasikan Fear atau ketakutan. Ini merupakan pemulihan dari hari sebelumnya di mana indeks kripto ini berada di skor 30.

Baca juga: Bitcoin Berpotensi Rebound ke US$90.000, Didukung Dua Katalis Ini!
Upaya Tarif Impor AS Terarah
Mengutip laporan Wall Street Journal pada Minggu (23/3/2025), Presiden AS Donald Trump menyebut tanggal tersebut sebagai “Hari Pembebasan” bagi Amerika, dan memastikan bahwa tarif resiprokal akan mulai diterapkan untuk menyamakan beban tarif antara AS dan mitra dagangnya. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga menegaskan bahwa kebijakan ini akan menyasar sekitar 15% negara dengan defisit neraca dagang yang terus berulang terhadap AS.
Langkah ini disebut-sebut bertujuan untuk menyelaraskan tarif yang diberlakukan AS dengan negara mitra dagangnya serta mengoreksi ketidakseimbangan perdagangan yang selama ini terjadi.
Meskipun pendekatan ini dinilai lebih selektif, sebagian kalangan tetap khawatir terhadap dampaknya terhadap perdagangan global. Studi dari Bloomberg menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump telah mempengaruhi nilai perdagangan global hingga US$1,8 triliun. Di antaranya termasuk tarif 25% atas impor baja dan aluminium global, tarif tambahan untuk barang dari Tiongkok, serta rencana tarif 25% untuk produk-produk dari Uni Eropa.
Bank Sentral Eropa (ECB) bahkan mengkritik kebijakan ini secara tidak langsung dengan menyatakan bahwa krisis keuangan global kerap kali “berasal dari Amerika Serikat dan menyebar ke seluruh dunia.”
Di sisi makroekonomi, Federal Reserve pekan lalu menyampaikan proyeksi bahwa suku bunga akan tetap ditahan. Sementara itu, inflasi diukur melalui Indeks Harga Konsumen (CPI) tercatat mulai mendingin dengan angka 2,8% pada Februari 2025. Hal ini memberi sedikit harapan bahwa kondisi keuangan di AS akan mulai melonggar.
Baca juga: Analis Prediksi Perang Dagang Global Tekan Pasar Kripto Sampai April 2025