OJK

Pasar Kripto Global Kian Memburuk, Begini Respons OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengingatkan investor kripto di Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi tekanan pasar yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Harga sejumlah aset kripto utama merosot tajam, dipicu memburuknya sentimen global dan meningkatnya kecenderungan pelaku pasar beralih ke aset berisiko rendah.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menjelaskan bahwa mayoritas aset kripto yang diperdagangkan di Indonesia bersumber dari pasar internasional. Hal ini membuat pergerakan harganya sangat sensitif terhadap perubahan dinamika global.

“Karena itu, kami mengimbau seluruh investor atau konsumen aset kripto domestik untuk terus meningkatkan pemahaman terhadap karakteristik instrumen ini,” ujar Hasan di sela agenda OECD di Bali, dikutip dari Kompas (1/12/2025).

Baca juga: BI Ingatkan Risiko Kripto Tanpa Pengawasan, Tekankan Urgensi Rupiah Digital

Sensitivitas Pasar Domestik terhadap Gejolak Global

OJK menegaskan bahwa aset kripto memiliki volatilitas harga yang sangat tinggi. Kondisi pasar internasional dengan cepat memengaruhi pasar domestik karena exchange di Indonesia memperdagangkan aset yang sama dengan bursa global.

Untuk memitigasi risiko, OJK terus memperluas literasi keuangan digital di berbagai daerah, dengan fokus pada peningkatan pemahaman investor mengenai risiko kripto dan strategi pengelolaan eksposur portofolio.

Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, tercatat turun signifikan ke area US$80.000 pada akhir Oktober. Angka ini mencerminkan penurunan lebih dari 25% dari rekor tertinggi di atas US$126.000 yang dicapai pada awal Oktober 2025.

Tekanan serupa juga dialami berbagai aset besar lainnya seperti Ethereum (ETH), XRP (XRP), BNB (BNB), dan Solana (SOL). Anjloknya kripto sejak saat itu turut mengakibatkan likuidasi besar-besaran pada pasar derivatif.

Selain koreksi harga, ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Federal Reserve menjelang Desember 2025 turut membebani sentimen pasar. Tekanan semakin besar akibat aksi jual dari investor jangka panjang dan whale, serta arus keluar dana dalam jumlah besar dari produk Exchange Traded Fund (ETF) Bitcoin dan Ethereum spot di Amerika Serikat.

Dalam sebulan terakhir, indeks Fear and Greed kripto terus berada pada zona ketakutan. Hingga artikel ini ditulis, indeks tersebut berada di level 23 dari 100, mencerminkan kondisi ketakutan ekstrem yang membuat banyak investor menahan diri untuk masuk kembali ke pasar.

Indeks Fear and Greed kripto. Sumber: Alternative.me

Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$86.700, merosot dari level US$90.000 yang tercatat pada akhir bulan lalu.

Baca juga: Bitcoin Rontok ke US$85.000, Ini Penyebabnya!