Polisi Prancis Uji Coba Kamera AI untuk Tingkatkan Keamanan Olimpiade

Anisa Giovanny

4th March, 2024

Olimpiade 2024 akan segera berlangsung di Paris, Prancis, pada 26 Juli – 11 Agustus 2024. Menyambut ajang paling bergengsi di dunia olahraga tersebut, kepolisian Prancis melakukan uji coba penggunaan kamera bertenaga kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan keamanan selama olimpiade.

Polisi Paris telah mengerahkan enam kamera yang dilengkapi teknologi AI di dalam dan sekitar Accor Arena untuk menganalisis pergerakan massa dan mengidentifikasi aktivitas abnormal atau berbahaya. Penonton konser yang menghadiri pertunjukan Depeche Mode, pada hari Minggu dan Selasa, tanpa disadari menjadi subjek uji coba keamanan ini.

Dalam eksperimen real-time yang dimulai pada konser tersebut, kamera AI harus memperingatkan operator pengawasan terhadap aktivitas mencurigakan atau berpotensi berbahaya.

AI telah dilatih untuk mendeteksi delapan jenis kejadian: lalu lintas yang berlawanan arah, keberadaan orang di zona terlarang, pergerakan massa, paket yang ditinggalkan, keberadaan atau penggunaan senjata, kepadatan berlebih, mayat tergeletak di tanah, dan kebakaran.

Setelah sebuah insiden ditandai oleh AI, operator pengawasan kemudian akan memutuskan apakah akan memperingatkan pihak berwenang atau tidak dan meminta tindakan polisi. Namun, untuk keperluan tes tersebut, para menteri telah berjanji bahwa tidak ada penangkapan yang akan dilakukan berdasarkan gambar yang dipilih oleh kamera AI.

Baca juga: Vitalik Buterin Bahas Hubungan Antara Kripto dengan AI

Tuai Kontroversi Komunitas di Prancis

Parlemen Perancis pada Mei lalu mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penggunaan AI untuk keamanan acara olahraga dan rekreasi.

Kekacauan pertandingan Final Liga Champions 2022 di Stade de France antara Liverpool dan Real Madrid, saat para penggemar berdesak-desakan di tengah kemacetan dan semprotan merica oleh polisi anti huru hara disebut-sebut sebagai salah satu alasan diberlakukannya undang-undang tersebut.

Kendati untuk membantu keamanan dan dibolehkan undang-undang, namun kebijakan penggunaan AI untuk acara olahraga dan rekreasi menuai kontroversi, karena dianggap bisa melanggar privasi. Untuk menenangkan protes, pemerintah setempat mengatakan tidak akan melakukan pengenalan wajah.

Namun hal tersebut belum cukup untuk menenangkan kelompok privasi Quadrature du Net, yang mengatakan bahwa rencana tersebut merupakan sebuah lereng licin menuju “legitimasi” peningkatan alat pengawasan yang digunakan pada masyarakat umum dan bahwa peningkatan ketergantungan pada teknologi AI akan menyebabkan penangkapan yang lebih sewenang-wenang.

Baca juga: IKN Bakal Gunakan Blockchain Hingga Artificial Intelligence

Anisa Giovanny

Anisa tertarik dengan dunia tulis menulis dan copyediting sejak bangku SMA dan diperdalam di dunia perkuliahan. Saat ini tertarik dan tengah mendalami bidang ekonomi terutama terkait investasi dan cryptocurrency

Anisa tertarik dengan dunia tulis menulis dan copyediting sejak bangku SMA dan diperdalam di dunia perkuliahan. Saat ini tertarik dan tengah mendalami bidang ekonomi terutama terkait investasi dan cryptocurrency