Lebih Dari 40 Negara Minta Bantuan IMF Soal CBDC

Anggita Hutami

14th April, 2023

Dalam beberapa tahun terakhir, minat global terhadap mata uang digital meningkat pesat. Banyak negara berlomba-lomba untuk menghadirkan Central Bank Digital Currency (CBDC) di negaranya.

Pembentukan CBDC memiliki risiko yang dapat memberikan dampak pada sistem ekonomi internasional dan transaksi lintas negara jika tidak dilakukan dengan tepat.

Baca Juga: Bank Indonesia Akan Terbitkan Desain Rupiah Digital pada Juli 2023

Survei BIS: Negara Kebanyakan Merilis CBDC Ritel

Menurut survei terbaru dari Bank for International Settlements (BIS) pada tahun 2021, hampir semua bank sentral sedang mengeksplorasi CBDC.

Survei tersebut mencakup 81 bank sentral yang merupakan hampir 76 persen dari populasi dunia dan 94 persen dari output ekonomi global.

Hasil survei mengatakan bahwa 9 dari 10 bank sentral sedang menjajaki CBDC, setengah dari mereka sedang mengembangkan atau melakukan eksperimen konkret.

Dari survei tersebut, terlihat lebih dari dua pertiga bank sentral cenderung mengeluarkan CBDC ritel dalam enam tahun ke depan.

CBDC ritel adalah jenis uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral untuk digunakan oleh masyarakat sebagai alat pembayaran dan penyimpanan nilai.

Berbeda dengan CBDC institusional yang ditujukan untuk digunakan oleh lembaga keuangan dan perusahaan.

Baca Juga: Tokenisasi Aset pada Real Estat dan CBDC Diprediksi Melonjak pada 2030!

Bantuan IMF Untuk Wujudkan CBDC

Seiring meningkatnya minat terhadap CBDC, negara-negara anggota International Monetary Fund (IMF ) meminta bantuan teknis terkait CBDC. IMF telah menerima permintaan bantuan dari lebih dari 40 negara sejak tahun 2020 dan diperkirakan akan terus bertambah.

IMF telah terlibat dengan hampir 30 negara dalam dua tahun terakhir. IMF menyelenggarakan workshop bilateral dan regional mencakup berbagai topik, mulai dari tujuan dan pilihan desain hingga uji coba dan analisis dampak makro keuangan.

Distribusi CBDC Regional
Sumber: IMF

Risiko Tak Kasat Mata CBDC

CBDC memiliki potensi untuk membawa dampak yang signifikan terhadap kebijakan moneter dan stabilitas keuangan. Kehadiran CBDC dapat meningkatkan efisiensi dan inklusi dalam sistem pembayaran.

Wakil Direktur IMF, Bo Li, mengatakan jika CBDC dirancang dengan buruk, berisiko terhadap stabilitas keuangan, privasi data, integritas keuangan, dan risiko operasional bank sentral. Penggunaan CBDC yang luas dapat mengubah konfigurasi sistem moneter internasional.

Sebagai contoh, CBDC dapat mengurangi peran mata uang asing dalam perdagangan internasional dan transaksi keuangan lainnya. Sebab, CBDC memungkinkan negara-negara dapat lebih mudah melakukan pembayaran lintas batas tanpa harus menggunakan mata uang asing sebagai perantara.

Hal ini dapat mempengaruhi kebijakan moneter dan stabilitas keuangan global. Selain itu, memunculkan tantangan baru dalam hal regulasi dan pengawasan transaksi lintas batas.

IMF berkomitmen untuk memastikan bahwa pengembangan uang digital, termasuk CBDC, mendorong stabilitas ekonomi dan keuangan domestik dan internasional, seperti yang diuraikan dalam Strategi Uang Digital IMF yang disahkan pada Juli 2021.

“Kami membentuk strategi kami setelah konsultasi luas, dan kami ingin menerima umpan balik Anda secara terus-menerus. Di bidang digitalisasi yang bergerak cepat, kami ingin memastikan kami mengerjakan topik baru seperti CBDC ke arah yang benar,” ungkap Wakil direktur Pelaksana IMF, Bo Li.

Baca Juga: IMF Sebut CBDC Riba, Ini Penjelasan Rupiah Digital Menurut Islam

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.