LINE dan Kaia Siap Rilis Stablecoin Khusus Aplikasi dengan Dukungan Rupiah
23rd September, 2025
Blockchain Layer 1 Kaia bersama LINE NEXT, divisi Web3 dari perusahaan pesan instan LINE, resmi mengumumkan inisiatif terbaru bernama Project Unify. Aplikasi superapp stablecoin ini dijadwalkan meluncur di portal aplikasi terdesentralisasi (dApp) milik LINE pada akhir 2025.
Mengutip laporan The Block pada Senin (22/9/2025), Kaia menjelaskan bahwa Unify dirancang sebagai antarmuka terpadu untuk berbagai kebutuhan finansial, mulai dari pembayaran konsumen, remitansi lintas negara, hingga on-ramp dan off-ramp aset digital.
Melalui aplikasi ini, pengguna dapat menyimpan stablecoin untuk memperoleh insentif secara real-time, mengirim dana langsung lewat pesan, serta melakukan pembayaran online maupun offline di seluruh dunia dengan tambahan hadiah belanja.
Untuk memperluas ekosistem, Kaia dan LINE NEXT juga akan menghadirkan Unify software development kit (SDK). SDK ini ditujukan bagi dua kelompok utama, yakni penerbit stablecoin agar dapat memperluas distribusi lintas negara sekaligus membangun likuiditas dan utilitas, serta pengembang aplikasi yang ingin menanamkan fitur stablecoin langsung ke dalam produk mereka.
Versi beta Unify dijadwalkan meluncur pada akhir tahun ini dalam dua bentuk, layanan mandiri berbasis Kaia, serta Mini Dapp yang dijalankan oleh LINE NEXT. Aplikasi ini akan mendukung stablecoin yang dipatok ke dolar AS maupun sejumlah mata uang utama di Asia, termasuk rupiah Indonesia, baht Thailand, peso Filipina, ringgit Malaysia, dolar Singapura, hingga yen Jepang dan won Korea Selatan.
Baca juga: Riset Ungkap Kripto dan Emas Jadi Aset Favorit Investor Kaya Indonesia
Melanjutkan Ekspansi Ekosistem Web3 LINE dan Kaia
Peluncuran Unify merupakan kelanjutan dari debut Mini Dapp yang diperkenalkan Kaia dan LINE NEXT pada Januari 2025. Hingga kini, inisiatif tersebut telah berhasil menarik lebih dari 130 juta pengguna baru yang terdaftar.
CEO LINE NEXT, Youngsu Ko, menegaskan bahwa pihaknya melihat kebutuhan sekaligus peluang besar dari stablecoin.
“Kami berencana memimpin ekspansi ekosistem stablecoin di Asia dengan memperkenalkan superapp yang bisa digunakan semua orang dengan mudah dan aman,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kaia DLT Foundation, Sam Seo, menyoroti pentingnya lapisan orkestrasi stablecoin sebagai elemen kunci dalam proyek ini. Menurutnya, infrastruktur pembayaran di Asia masih sangat terfragmentasi, sehingga Kaia berambisi untuk mengonsolidasikannya dan mendorong inklusi keuangan lintas negara.
Kaia sendiri terbentuk pada April 2024 melalui penggabungan blockchain Klaytn milik Kakao dan Finschia milik LINE. Kakao dikenal sebagai operator aplikasi perpesanan dominan di Korea Selatan, sementara LINE memiliki basis pengguna besar di Jepang, Taiwan, dan Thailand.
Baca juga: Tiongkok Terbitkan Stablecoin Berbasis Yuan Pertama di Dunia