Likuiditas Pasar Kripto Ternyata Turun di Tengah Krisis Bank di AS
24th March, 2023
Laporan perusahaan analitik kripto, Kaiko, menunjukkan likuiditas kripto ternyata mengalami penurunan di tengah bank run akibat kegagalan tiga bank besar Amerika Serikat, yaitu: Silvergate, Silicon Valley Bank, dan Signature Bank.
Namun, masalah likuiditas ini dapat sedikit teratasi dengan reli Bitcoin yang hampir mencapai 17% dalam satu bulan terakhir.
Baca juga: Likuiditas – Yang Perlu Diperhatikan Agar Aset Tidak Nyangkut
Berikut ini beberapa data penting yang dirilis oleh Kaiko, yang menunjukkan likuiditas di pasar kripto pada Maret 2023 berdasarkan pada indikator market depth atau kedalaman pasar.
Kedalaman pasar mengacu pada likuiditas pasar untuk aset berdasarkan jumlah standing order untuk membeli (bid) dan menjual (offer) pada berbagai tingkat harga. Selain tingkat harga, kedalaman pasar mempertimbangkan ukuran pesanan, atau volume, pada setiap tingkat harga.
Likuiditas Pasar Kripto Keseluruhan
Menurut grafik di atas, terjadi penurunan likuiditas di top 10 aset kripto sebesar US$200 juta (4/3), penurunan ini terjadi setelah masalah Silvergate mencuat. Likuiditas semakin turun karena Signature Bank dan Silicon Valley Bank (SVB) kolaps.
Krisis SVB pun sempat membuat stablecoin USDC depeg. Kondisi likuiditas pasar kripto yang menurun juga dipicu oleh penutupan SEN dan Signet.
Kedua jaringan tersebut berperan penting bagi para penentu pasar (market maker), karena menyediakan akses 24/7 untuk transaksi USD dengan perdagangan via Over The Counter atau OTC dengan perusahaan kripto.
Sementara itu, di gambar kedua dapat dilihat, baik sirkulasi aset BTC maupun ETH tidak meningkat secara drastis. Artinya, dalam rentang waktu 11 hingga 16 Maret, kenaikan likuiditas disebabkan oleh kenaikan harga bukan peningkatan jumlah aset yang tersedia di pasar. Kenaikan jenis ini dianggap kurang berkelanjutan mengingat volatilitas aset kripto tersebut.
Likuiditas Bitcoin
Menurut analitik Kaiko, tingkat jual-beli (order book) Bitcoin terus menunjukkan posisi terendah baru dalam 10 bulan terakhir, bahkan lebih rendah daripada yang dialami setelah hancurnya FTX. Jika likuiditas Bitcoin melemah, maka volume perdagangan Bitcoin menurun.
Akibatnya, ketersediaan Bitcoin untuk ditransaksikan menjadi lebih sedikit. Dampaknya, volatilitas diperkirakan akan meningkat dan harga Bitcoin akan ikut melemah.
Baca Juga: Harga Bitcoin Reli ke US$28.000, Tren Bullish Dimulai!
Likuiditas Pertukaran
Sementara itu, jika melihat dari data likuiditas pertukaran ada perbedaan reaksi dari pertukaran kripto yang berbasis di Amerika Serikat dan pertukaran kripto yang berbasis di luar AS. Pertukaran luar AS mengalami lonjakan likuiditas yang jauh lebih tinggi di atas 75%.
Tingginya likuditas di bursa non-AS dapat disebabkan oleh regulasi yang cenderung lebih longgar dibandingkan di AS yang semakin memperketat aturan bagi aset kripto.
Selain itu, beberapa pertukaran di luar AS memiliki layanan yang lebih baik dan mudah diakses penggunanya, dibandingkan di AS, yang diketahui telah melarang layanan staking di dua pertukaran kripto besar AS, yakni Coinbase dan Kraken.
Baca Juga: SEC Ingin Perketat Aturan Kustodian Kripto, Ini Poin Pentingnya