Kustodian Kripto Prime Trust Bangkrut Akibat Utang Menumpuk!

Anggita Hutami

15th August, 2023

Kustodian kripto asal Kanada, Prime Trust, mengajukan kebangkrutan versi Bab 11 Undang-undang Kepailitan Amerika Serikat. Prime Trust mengajukan kebangkrutan dikarenakan memiliki liabilitas atau utang yang lebih besar daripada nilai asetnya.

“Perusahaan bermaksud untuk mengajukan sejumlah mosi dengan pengadilan kepailitan yang dirancang untuk memfasilitasi evaluasi tertib perusahaan terhadap semua alternatif strategis, termasuk potensi penjualan aset dan operasi Perusahaan,” katanya dalam siaran pers yang dirilis pada Senin (14/8).

Prime Trust diketahui telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan kripto seperti Swan, Abra, Dapper Labs Binance US, Coinbits, dan Stably.

Namun, Swan Bitcoin diketahui telah memutus kemitraannya dengan Prime Trust. Banyak yang menduga bahwa perusahaan seperti Swan mungkin mengalami clawback selama proses kebangkrutan Prime Trust.

Perusahaan stablecoin dan firma perdagangan Stably juga telah memutus kerja sama dengan Prime Trust. Stably telah menghentikan layanan deposit, penarikan, dan jual beli di platform perdagangan kripto mereka, Stably Ramp dan Stably Prime pada tanggal 22 Juni. Stably saat ini sedang berupaya mencari mitra kustodian baru.

Baca Juga: SEC Ingin Perketat Aturan Kustodian Kripto, Ini Poin Pentingnya

Nominal Utang Prime Trust

Prime Trust memiliki utang lebih dari US$85 juta kepada kliennya, sementara kepemilikan aset likuiditasnya hanya sekitar US$2,9 juta. Tak hanya itu, Prime Trust juga berutang aset digital sebesar US$69,5 juta dalam bentuk aset kripto, tetapi kepemilikan asetnya hanya mencapai sekitar US$68,6 juta.

Secara keseluruhan, Prime Trust juga menanggung utang antara US$100 juta hingga US$500 juta, sedangkan perkiraan aset hanya senilai US$50 juta hingga US$100 juta.

Regulator Ajukan Petisi Kepailitan Prime Trust

Keputusan Prime Trust untuk mengajukan kebangkrutan datang setelah regulator bisnis Nevada mengeluarkan perintah penghentian dan penutupan perusahaan pada 21 Juni 2023.

Saat itu, regulator menyebut kondisi keuangan perusahaan “kurang stabil” dan tidak mampu memenuhi permintaan penarikan (withdrawal) dari pelanggan.

Pada 26 Juni, regulator Nevada mengajukan petisi ke pengadilan untuk menempatkan perusahaan di bawah pengawasan kurator. Petisi ini kemudian disetujui oleh pengadilan pada tanggal 18 Juli. Prime Trust menyetujui petisi atas dasar defisit substansial antara nilai aset dan liabilitasnya.

Dalam dokumen pengajuan, perusahaan menyebut bahwa pihaknya memiliki antara 25.000 hingga 50.000 kreditor. Ada lima kreditor utama tanpa jaminan yang memiliki klaim sekitar US$105 juta pada perusahaan. Nilai klaim terbesarnya mencapai US$55 juta.

Dokumen itu juga mencakup kelanjutan pembayaran gaji dan tunjangan kepada karyawan. Prime Trust tampaknya mempersiapkan PHK besar-besaran kepada 75% karyawannya.

Baca Juga: Inflasi Amerika Turun ke 7,7%, Bitcoin dan Kripto Menguat!

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.