Harga Bitcoin Reli ke US$28.000, Tren Bullish Dimulai!

Anggita Hutami

20th March, 2023

Harga Bitcoin (BTC) mengalami reli pada Senin (20/3) pagi, mencatat level tertingginya sejak 12 Juni 2022 ke angka US$28.000. Kapitalisasi pasar kripto juga mengalami kenaikan sebesar 1,46% dan mencapai nilai US$1,17 triliun dalam 24 jam terakhir.

Menurut data Coinmarketcap (20/3) pukul 03.05 WIB, harga Bitcoin (BTC) diperdagangkan pada harga US$28.408, mencatat kenaikan +24,2% dalam sepekan terakhir. Kemudian koreksi tipis pada pukul 13.04 WIB, BTC diperdagangkan pada harga US$27.646.

Kenaikan harga BTC tidak diimbangi dengan kenaikan top kripto lainnya. Ethereum (ETH), justru mencatat penurunan -1,83%, diperdagangkan pada harga US$1.756.

Sementara itu, lima altcoin yang mencatat kenaikan terbaik dalam tujuh hari terakhir antara lain: Conflux (CFX), Mask Network (MASK), Immutable (IMX), Stacks (STX), dan SingularityNET (AGIX).

Top Gainers Kripto 13 Maret-20 Maret 2023
Sumber: Coinmarketcap
Top Gainers Kripto 13 Maret-20 Maret 2023
Sumber: Coinmarketcap

Baca juga: The Fed Keluarkan Uang US$300 Miliar, Harga Bitcoin Tembus US$27.000

Prediksi Harga Bitcoin Selanjutnya

Sumber: TradingView

Berdasarkan Fibonacci Retracement dalam timeframe harian, BTC sedang berusaha melewati resistance di US$28.600. Jika momentum bullish berhasil dipertahankan dan resistance berhasil ditembus, maka target harga selanjutnya pada US$30.000-US$32.000. Jika koreksi harga terjadi, maka area support ada di US$26.300 dan US$24.500.

Tren Bearish Berubah ke Bullish

Menurut laporan DecenTrader, tren bullish segera dimulai. DecenTrader menargetkan kenaikan potensial hingga US$30.000,

Dalam jangka pendek, para penjual telah terjepit, para pembeli yang terlambat dihukum, dan saat ini harga berada di bawah 200WMA. Jika harga perlu turun untuk menghasilkan cukup momentum untuk melanjutkan ke level $30.000, dukungan 1D di $21.800 menjadi target yang jelas. Namun, untuk saat ini dukungan 4H masih terjaga dengan baik di $23.900.

DecenTrader.

Selain itu, data Cryptoquant (18/1) telah menunjukkan adanya sinyal bullish dari pergerakan BTC beberapa pekan terakhir.

 on chain bull/bear market cycle. Sumber: Cryptoquant
Gambar on chain bull/bear market cycle. Sumber: Cryptoquant
  • Harga bitcoin menguat 22% minggu lalu dari sekitar US$17k ke level tertinggi US$21.3K, harga tertinggi sejak akhir Oktober 2022.
  • Setelah reli ini, beberapa metrik penilaian menandakan tanda-tanda awal dimulainya pasar bullish, dan yang lainnya hampir mengkonfirmasi bahwa tren harga telah bergeser ke bullish (warna jingga).
  • Selain itu, arus BTC ke bursa derivatif telah mengkonfirmasi bahwa trader telah memasuki mode “risiko”, yang telah menandai dimulainya siklus bullish baru.
  • Beberapa risiko penarikan kembali tetap ada karena Bitcoin tampaknya dinilai terlalu tinggi dalam jangka pendek (harga meningkat terlalu cepat dalam seminggu terakhir) sehingga meningkatkan potensi early bull (warna hijau).

Baca Juga: Credit Suisse Krisis, Harga BTC Miliki Potensi Bullish?

Ketidakstabilan Ekonomi AS Dorong Harga BTC

Dilansir dari Forkast, Kepala Teknis Pengembangan Blockchain Komodo, Kadan Stadelmann mengatakan, faktor utama yang mendorong reli BTC adalah ketidakstabilan ekonomi di Amerika Serikat.

Standelmann menjelaskan, pada Maret 2020, The FED memulai program pelonggaran kuantitatif dengan memotong cadangan bank minimum dari 10% menjadi 0% untuk mengatasi dampak ekonomi COVID-19.

Kebijakan tersebut memicu inflasi dan membuat investor mencari alternatif lindung nilai dengan BTC. Untuk mengatasi inflasi, The FED menaikkan suku bunga secara agresif, kini mencapai 4,5%-4,75%.

Kebijakan ini ternyata mendorong anjloknya valuasi portofolio obligasi yang dimiliki Silicon Valley Bank (SVB) senilai US$17 miliar hingga menyebabkan kebangkrutan.

Baca Juga: Silicon Valley Bank Kolaps, USDC Ambles!

Dilansir dari USAToday, ekonom memperkirakan kegagalan SVB berpotensi menyebabkan risiko sistemik pada sistem keuangan. The FED diprediksi akan membatasi kenaikan suku bunga tidak lebih dari seperempat poin persentase pada sidang FOMC selanjutnya.

Mengingat tekanan baru-baru ini dalam sistem perbankan, kami tidak lagi mengharapkan (Fed) untuk memberikan kenaikan suku bunga pada pertemuan 22 Maret dengan ketidakpastian yang cukup besar tentang jalan di luar Maret.

Goldman Sachs, Minggu (19/3).

Sementara itu, Barclays memperkirakan bahwa The FED akan mempertahankan suku bunga stabil. Meskipun ada kemungkinan akan terjadi kenaikan seperempat poin.

Barclays juga mengharapkan bahwa bank sentral akan berhenti menaikkan suku bunga setelah mencapai level tertinggi sekitar 5% hingga 5,25%, yang lebih rendah daripada proyeksi sebelumnya sebesar setengah poin.

Menurut Kepala Ekonomi AS NatWest, Kevin Cummins, The FED kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada sidang FOMC pekan ini (21-22 Maret 2023).

Kebijakan moneter dovish berpotensi menurunkan suku bunga dan meningkatkan likuiditas sehingga mendorong investor mencari alternatif investasi yang lebih menguntungkan.

Bitcoin dan aset kripto lainnya dapat menjadi alternatif menarik, karena jika suku bunga stabil, maka ada potensi positif pada harga Bitcoin.

Baca Juga: The Fed akan Turunkan Suku Bunga, Harga Aset Kripto Menguat!

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.