Google Bakal Tampilkan Data Pasar Prediksi Polymarket dan Kalshi di Hasil Pencarian
7th November, 2025
Google kembali memperluas kapabilitas produknya dengan mengintegrasikan data dari dua platform pasar prediksi terkemuka, Polymarket dan Kalshi, langsung ke hasil pencarian Google Finance.
Dalam postingan blog pada Kamis (6/11/2025), Google Finance menyebut bahwa integrasi ini akan mulai diluncurkan secara bertahap dalam beberapa minggu mendatang, dimulai dari pengguna Google Labs. Melalui fitur baru ini, pengguna dapat menanyakan berbagai pertanyaan seputar peristiwa masa depan dan memperoleh data probabilitas pasar yang diperbarui secara real time.
Dengan pembaruan tersebut, pengguna tidak hanya dapat melihat peluang dari berbagai peristiwa, mulai dari politik, olahraga, ekonomi, hingga budaya, tetapi juga melacak perubahan sentimen pasar dari waktu ke waktu.
“Kami juga menambahkan dukungan untuk data pasar prediksi dari Kalshi dan Polymarket, sehingga Anda dapat mengajukan pertanyaan tentang peristiwa pasar di masa depan dan memanfaatkan kebijaksanaan kolektif,” kata Google Finance.
Fitur ini mendukung pencarian berbasis bahasa alami. Pengguna cukup mengetik pertanyaan seperti “Bagaimana prediksi pertumbuhan PDB tahun 2025?” di kolom pencarian untuk melihat probabilitas pasar yang relevan beserta perubahan datanya.

Google menilai langkah ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkaya hasil pencarian dengan data probabilistik dan real-time yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI). Pendekatan ini sejalan dengan tren digital global, di mana data prediktif menjadi elemen penting dalam memahami arah ekonomi dan sentimen publik.
Baca juga: Pasar Prediksi Polymarket Isyaratkan Peluncuran Token POLY
Apa Itu Polymarket dan Kalshi?
Perlu diketahui, Polymarket merupakan platform prediksi terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna untuk bertaruh pada berbagai peristiwa dunia nyata dengan membeli dan menjual shares. Dibangun di jaringan Polygon, Polymarket mencakup beragam topik seperti politik, kripto, olahraga, hingga budaya populer.
Berbeda dengan platform taruhan tradisional, Polymarket tidak memiliki otoritas pusat yang menetapkan peluang. Harga terbentuk secara alami berdasarkan mekanisme pasar, yaitu penawaran dan permintaan, yang mencerminkan pandangan kolektif pengguna tentang kemungkinan suatu peristiwa terjadi.
Pengguna dapat memasang taruhan menggunakan USDC agar transaksi tetap stabil dan likuid. Cukup dengan membeli share “Ya” atau “Tidak” sesuai keyakinan terhadap hasil suatu peristiwa. Jika prediksi benar, nilai share menjadi US$1. Jika salah, nilainya menjadi nol. Konsep ini memberi kesempatan bagi pengguna untuk memperoleh keuntungan dari pengetahuan dan opini mereka.
Sementara itu, Kalshi merupakan pasar prediksi teregulasi yang memungkinkan pengguna memperdagangkan kontrak berbasis hasil peristiwa dunia nyata, seperti suhu di Chicago, kinerja indeks S&P 500, atau pemenang ajang penghargaan seperti Oscar.
Platform ini beroperasi layaknya bursa saham, namun alih-alih memperdagangkan saham perusahaan, pengguna memperdagangkan event contracts. Pada 2020, Kalshi menjadi platform pertama yang mendapat persetujuan dari U.S. Commodity Futures Trading Commission (CFTC) sebagai Designated Contract Market (DCM).
Baca juga: Polymarket Berencana Terbitkan Stablecoin Sendiri
Meningkatnya Popularitas Pasar Prediksi
Integrasi ini menandai langkah penting dalam penyatuan antara pasar spekulatif dan pasar informasi. Data prediksi yang sebelumnya hanya tersedia di platform kripto kini semakin banyak digunakan oleh trader dan analis sebagai indikator alternatif untuk menilai risiko ekonomi atau politik.
Polymarket dan Kalshi kini menjadi dua pemain utama dalam industri pasar prediksi yang tengah berkembang pesat. Menurut data The Block, Polymarket mencatat volume perdagangan mingguan lebih dari US$2 miliar pada akhir Oktober 2025, menjadi rekor tertingginya sejauh ini. Popularitasnya didorong oleh produk taruhan olahraga dan berbagai pasar prediksi global, mulai dari politik hingga cuaca.
Polymarket yang sempat dilarang beroperasi di Amerika Serikat pada 2022 kini bersiap untuk kembali setelah memperoleh lisensi Designated Contract Market (DCM) melalui akuisisi pada awal 2025. Perusahaan tersebut kini bernilai sekitar US$9 miliar setelah menerima investasi dari Intercontinental Exchange (ICE).
Selain itu, seorang eksekutif Polymarket juga telah mengonfirmasi rencana peluncuran token utilitas baru bernama POLY, yang akan disertai program airdrop bagi komunitas pengguna aktif.
Sementara itu, Kalshi yang baru saja meraih pendanaan sebesar US$300 juta dengan valuasi US$5 miliar, telah menjadi mitra resmi berbagai platform keuangan besar, termasuk Robinhood. Kepala Divisi Kripto Kalshi menyebut bahwa dalam 12 bulan mendatang, pasar prediksi mereka akan tersedia di berbagai aplikasi dan exchange besar, memperluas akses bagi pengguna global.
Bagi Google, langkah ini merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk memperkaya hasil pencarian dengan data probabilistik dan real-time, seiring pemanfaatan teknologi AI dalam memprediksi tren dan mengolah informasi ekonomi secara dinamis.
Baca juga: FBI Gerebek Rumah CEO Polymarket, Sita Ponsel dan Barang Elektronik