3 Faktor Ini Berpotensi Dorong Bitcoin ke US$120.000 di Oktober 2025

Dilla Fauziyah

30th September, 2025

Bitcoin (BTC) kembali merangkak naik ke level US$114.000 di awal pekan ini, setelah pekan lalu sempat jatuh di bawah US$109.000, di tengah optimisme pasar terhadap beberapa katalis yang dapat memulihkan aset kripto terbesar di dunia tersebut.

Situasi ini bikin banyak investor bertanya-tanya apakah Bitcoin masih punya tenaga untuk menembus level US$120.000 dalam waktu dekat. Ada tiga hal yang diperkirakan bisa jadi pemicunya.

Baca juga: Bitcoin Rebound ke US$114.000, Trader Menanti Momentum Uptober

Kejelasan Regulasi dari SEC dan CFTC

Mengutip laporan Cointelegraph, faktor pertama datang dari forum bersama yang digelar Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) serta Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka AS (CFTC) di Washington, D.C. Agenda ini membahas regulasi aset digital, termasuk isu yurisdiksi, mekanisme listing, hingga pengawasan exchange.

Forum ini menghadirkan sejumlah tokoh besar, di antaranya Jeff Sprecher (CEO ICE-NYSE), Adena Friedman (CEO Nasdaq), dan Terry Duffy (CEO CME Group), serta perwakilan dari bank besar seperti JPMorgan, Bank of America, dan Citadel. Kejelasan arah regulasi dari forum ini dinilai dapat memperbaiki sentimen pasar dan mendorong harga Bitcoin ke level yang lebih tinggi.

Baca juga: 5 Negara Paling Terobsesi Kripto di Dunia

Risiko Government Shutdown di AS

Risiko penutupan pemerintahan atau dikenal sebagai goverment shutdown juga menjadi perhatian pasar. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Kongres untuk mencegah krisis yang bisa memaksa ribuan pegawai federal dirumahkan.

Secara historis, kondisi ketidakpastian politik semacam ini membuat investor lebih berhati-hati. Namun, apabila tercapai kesepakatan pendanaan sementara, sentimen positif berpeluang kembali, sehingga membuka ruang bagi reli Bitcoin. Sebaliknya, kegagalan negosiasi berisiko mendorong arus dana beralih ke aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah jangka pendek.

Baca juga: Likuidasi Kripto Harian Sentuh Rp19 Triliun di Tengah Anjloknya Harga Bitcoin

Data Pasar Tenaga Kerja AS

Faktor ketiga termasuk rilis data terbaru pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang menjadi fokus utama Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakan suku bunga. Data lowongan kerja AS (JOLTS) dijadwalkan terbit pada Selasa, diikuti laporan nonfarm payroll pada 3 Oktober.

Apabila data menunjukkan tanda-tanda pelemahan, investor cenderung mengalihkan dana ke aset yang dianggap lebih aman. Dalam konteks ini, Bitcoin dapat dipandang sebagai alternatif penyimpan nilai, terutama dengan inflasi inti AS yang masih berada di level 2,9% pada Agustus.

Selain ketiga faktor tersebut, wacana pembentukan United States Strategic Bitcoin Reserve juga memberikan dukungan psikologis bagi pasar. Meski masih berupa rencana, inisiatif ini menandakan adanya peningkatan keseriusan pemerintah AS terhadap Bitcoin sebagai aset strategis.

Secara keseluruhan, kombinasi kejelasan regulasi, potensi tercapainya kesepakatan anggaran untuk menghindari shutdown, serta data tenaga kerja yang lebih lunak, dinilai dapat membuka peluang bagi Bitcoin untuk menguji level US$120.000 pada Oktober.

Baca juga: Jumlah Miliuner Kripto Global Tembus Rekor Berkat Adopsi Institusional

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.