Ethereum Rebound ke Level US$3.100, Tertinggi dalam Lima Bulan
16th July, 2025
Ethereum (ETH), aset kripto terbesar kedua di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, kembali menunjukkan performa impresifnya. Di saat mayoritas aset kripto lainnya, termasuk Bitcoin, tengah mengalami koreksi, ETH justru mencatatkan reli signifikan di atas level US$3.000.
Menurut data CoinMarketCap pada Rabu (16/7/2025) pagi, harga ETH tercatat terus naik dari level US$2.900 mencapai puncak harian di US$3.147, menunjukkan kenaikan lebih dari 5% dalam 24 jam terakhir. Performa positif ini turut mendorong kapitalisasi pasar naik di US$378 miliar.

Level harga ini merupakan yang tertinggi sejak awal Februari 2025, setelah sebelumnya ETH mengalami tren penurunan pasca-pelantikan Presiden AS Donald Trump, di mana harganya sempat terseok di kisaran US$1.500−US$2.500 berbulan-bulan.
Meski demikian, perlu dicatat bahwa harga ETH saat ini masih terpaut lebih dari 35% dari rekor tertinggi sepanjang masanya di US$4.891, yang tercatat pada 16 November 2021.
Yang membuat lonjakan harga Ethereum ini semakin menarik adalah kemampuannya untuk bangkit di tengah gejolak pasar yang menimpa aset kripto lainnya, terutama Bitcoin. Raja kripto ini telah jatuh dari rekor tertingginya di US$123.000 pada 14 Juli 2025, dan kini diperdagangkan di sekitar US$117.300.
Penurunan Bitcoin saat ini sebagian besar diakibatkan oleh aksi jual yang masif dari ‘whale‘ dan investor jangka panjang yang mulai merealisasikan keuntungan setelah akumulasi kepemilikan.
Baca juga: 3 Faktor Pemicu Turunnya Bitcoin ke US$116.000
Dukungan Institusional dan Harapan ETF
Mengutip laporan dari Decrypt, reli Ethereum didukung oleh beberapa faktor kunci. Greg Magadini, Director of Derivatives di Amberdata, menjelaskan bahwa pembalikan tren ini terjadi seiring dengan langkah beberapa perusahaan publik yang mulai menambahkan Ethereum ke dalam neraca keuangan mereka pekan ini.
Magadini juga menyoroti ketahanan Ethereum terhadap berita negatif yang baru-baru ini melanda industri aset digital. Meskipun upaya legislatif di Dewan Perwakilan Rakyat AS untuk meloloskan tiga RUU kripto besar gagal, Ethereum mampu mengabaikan dampak tersebut.
“Berita hari ini lebih memukul BTC daripada ETH karena perdagangan spesifik kripto yang menahan ETH,” ujarnya.
Sentimen positif di kalangan investor Ethereum semakin diperkuat oleh meningkatnya optimisme terhadap kemungkinan persetujuan Exchange-Traded Funds (ETF) Ethereum dengan fitur staking oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Harapan ini muncul setelah SEC pada Mei lalu secara resmi menyatakan bahwa mereka tidak akan mengklasifikasikan aktivitas staking sebagai transaksi sekuritas. Pernyataan ini memberikan kejelasan regulasi yang sangat dinantikan oleh para investor institusional.
Lebih lanjut, Magadini mencatat bahwa notional open interest dalam kontrak berjangka Ethereum baru-baru ini melampaui level tertinggi dalam 12 bulan terakhir. Angka ini terakhir terlihat ketika token diperdagangkan di sekitar US$4.000 pada Desember 2024.
“Ini adalah masalah besar dalam hal arus dan partisipasi pasar dalam aset tersebut,” pungkas Magadini.
Baca juga: Bank Global Ini Luncurkan Trading Spot Bitcoin dan Ether Khusus Investor Institusi