Bitcoin Reli ke US$114.000, Didukung Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS

Dilla Fauziyah

11th September, 2025

Bitcoin kembali menunjukkan reli setelah menembus level US$114.000 pada Kamis (11/9/2025). Lonjakan ini dipicu oleh rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve.

Menurut data CoinMarketCap, Bitcoin sempat naik dari US$111.100 hingga menyentuh level tertinggi harian di US$114.435, mencatat kenaikan lebih dari 2% dalam 24 jam terakhir. Hingga artikel ini ditulis, BTC terkoreksi tipis di US$114.160.

Grafik harian BTC/USD. Sumber: CoinMarketCap

Lonjakan harga ini juga diiringi peningkatan volume transaksi harian sebesar 24%, yang mendorong kapitalisasi pasar menembus US$2,27 triliun. Angka tersebut mewakili porsi signifikan dari total kapitalisasi pasar kripto global yang berada di kisaran US$3,96 triliun.

Kenaikan ini diiringi lonjakan volume transaksi harian mencapai 24%, mendorong kapitalisasi pasar di atas US$2,27 triliun, mewakili sekian % dari total kapitalisasi pasar saat ini di US$3,96 triliun.

Baca juga: Perusahaan Marketing Ini Dapat Restu Merger, Pindah Haluan Jadi Treasury Bitcoin

Inflasi Produsen AS Melemah

Menurut laporan dari The Kobeissi Letter, PPI AS untuk Agustus turun menjadi 2,6% secara tahunan, lebih rendah dari proyeksi 3,3%. Sementara PPI inti, yang mengecualikan harga energi dan pangan, turun ke 2,8%, juga di bawah konsensus 3,5%.

Menariknya, secara bulanan PPI bahkan mencatat kontraksi, hanya yang kedua kalinya sejak Maret 2024, menurut Kobeissi Newsletter. Data inflasi Juli pun direvisi turun, dengan PPI utama disesuaikan dari 3,4% ke 3,1% dan PPI inti dari 3,7% ke 3,4%.

Selain itu, revisi besar pada data tenaga kerja AS yang memangkas 911.000 pekerjaan dari catatan 12 bulan terakhir turut memperkuat sentimen bahwa pemangkasan suku bunga tinggal menunggu waktu.

Sejarah mencatat, periode pemangkasan suku bunga The Fed sering kali diwarnai gejolak harga Bitcoin dalam jangka pendek, sebelum akhirnya berbalik naik karena arus likuiditas baru.

Dua metrik on-chain yang penting yang dilayak untuk dipantau adalah Market Value to Realized Value (MVRV) dan Whale Ratio. MVRV membandingkan kapitalisasi pasar Bitcoin dengan kapitalisasi realisasi, yakni nilai saat koin terakhir berpindah. MVRV di sekitar 1 menandakan harga undervalued, sementara di level 3–4 menandakan valuasi terlalu panas.

MVRV Ratio Bitcoin. Sumber: CryptoQuant

di sisi lain, Whale Ratio mengukur porsi transaksi dari whale di aliran exchange, yang mengindikasikan apakah mereka sedang menjual atau justru menahan koin.

Whale Ratio Bitcoin. Sumber: CryptoQuant

Data CryptoQuant menunjukkan bahwa pada Maret 2020, pemangkasan suku bunga membuat MVRV anjlok ke level 1 karena kepanikan, sementara Whale Ratio melonjak akibat aksi jual masif. Namun, setelah likuiditas kembali membanjiri pasar, MVRV pulih dan whale mulai akumulasi, yang kemudian mendorong bull run 2020–2021. Pola yang mirip juga terjadi pada akhir 2024 saat Fed kembali melonggarkan kebijakan.

Jika sejarah berulang, siklus pelonggaran moneter di 2025 berpotensi menimbulkan volatilitas awal, tetapi sekaligus membuka jalan bagi Bitcoin untuk kembali mendekati rekor tertingginya.

Baca juga: Bitcoin Diprediksi Tembus US$200.000 Akhir 2025, Didorong Kebijakan Moneter AS



Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.