Bitcoin Diprediksi Tembus US$200.000 Akhir 2025, Didorong Kebijakan Moneter AS
9th September, 2025
Tom Lee, Managing Partner di Fundstrat Global Advisors sekaligus analis kripto kawakan, kembali melontarkan prediksi berani dengan menyebut Bitcoin (BTC) masih berpeluang menembus harga US$200.000 sebelum akhir tahun ini.
Dalam wawancara bersama CNBC pada Senin (8/9/2025), Lee menuturkan bahwa keputusan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan dalam rapat kebijakan moneter pada 17 September mendatang bisa menjadi katalis penting.
“Bitcoin dan aset kripto seperti Ethereum sangat sensitif terhadap kebijakan moneter,” ujar Lee. “Saya rasa 17 September akan jadi momen penting. Saya percaya Bitcoin bisa dengan mudah mencapai US$200.000 sebelum akhir tahun, meski itu terdengar seperti lonjakan besar.”
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin saat ini berada di kisaran US$113, naik tipis sekitar 1% dalam 24 jam terakhir. Bulan lalu, BTC sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level US$124.457 pada 14 Agustus sebelum terkoreksi akibat kekhawatiran investor terkait inflasi, kondisi ekonomi AS, dan ketidakpastian makro global.
Baca juga: Presiden Kazakhstan Usulkan Pembentukan Dana Kripto Nasional dan Kota Digital
Faktor Kebijakan Moneter dan Pasar Kripto
Sepanjang 2025, The Fed terbilang lambat memangkas suku bunga meski mendapat tekanan politik dari Presiden AS Donald Trump. Beberapa analis, termasuk bank besar seperti Standard Chartered, memperkirakan pemangkasan akan dilakukan pekan depan dengan besaran sekitar 0,5% dari level saat ini yang berada di kisaran 4,25%–4,50%.
Secara historis, aset kripto dan saham cenderung menguat dalam kondisi suku bunga rendah karena likuiditas pasar meningkat. Faktor inilah yang membuat Lee optimis akan ada lonjakan harga signifikan jika keputusan pemangkasan benar-benar terjadi.
Lee sendiri memang dikenal sebagai sosok optimis dalam memproyeksikan harga Bitcoin. Meski beberapa target waktunya meleset, ia kerap benar dalam membaca arah tren jangka panjang. Misalnya pada 2018, ia memprediksi Bitcoin bisa menembus US$125.000 pada 2022.
Namun realitanya, harga tertinggi saat itu hanya mencapai US$47.737 sebelum anjlok ke bawah US$16.000 pada akhir tahun, setelah sempat menyentuh rekor US$69.044 di 2021.
Selain fokus pada Bitcoin, Lee juga memiliki hubungan erat dengan ekosistem Ethereum. Ia menjabat sebagai Chairman di perusahaan mining kripto BitMine Immersion yang baru-baru ini mengumumkan kepemilikan lebih hingga 2,07 juta ETH senilai sekitar US$9 miliar. Angka ini menempatkan BitMine sebagai perusahaan dengan cadangan Ethereum terbesar di dunia menurut data Strategic ETH Reserve.
Baca juga: Tingkat Kesulitan Mining Bitcoin Catat Rekor Tertinggi Baru