Tingkat Kesulitan Mining Bitcoin Catat Rekor Tertinggi Baru

Dilla Fauziyah

8th September, 2025

Tingkat kesulitan mining Bitcoin kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa pada Minggu (7/9/2025), meski hashrate justru mengalami penurunan.

Menurut data CryptoQuant, tingkat kesulitan jaringan kini menyentuh 136 triliun pada 7 September, melampaui rekor sebelumnya di Agustus yang berada di kisaran 134,7 triliun. Kenaikan ini terjadi ketika harga Bitcoin (BTC) berada di sekitar US$110.200, dengan volatilitas yang masih cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Grafik tingkat kesulitan mining Bitcoin dengan harga BTC/USD. Sumber: CryptoQuant

Di sisi lain, hashrate Bitcoin turun dari puncaknya. Rata-rata kekuatan komputasi jaringan tercatat di level 967 miliar hash per detik, melemah dari rekor tertinggi sepanjang sejarah yang mencapai 1 triliun hash per detik pada 4 Agustus 2025. Penurunan ini menunjukkan adanya tekanan bagi miner, terutama di tengah kompetisi yang makin ketat dan biaya operasional yang meningkat seiring naiknya tingkat kesulitan jaringan.

Baca juga: Tingkat Kesulitan Mining Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi, Miner Kian Tertekan

Tantangan Industri Mining Bitcoin

Situasi saat ini tampaknya semakin mempersempit margin keuntungan perusahaan mining besar. Biaya perangkat keras, konsumsi energi, dan perawatan infrastruktur kian menekan profitabilitas. Kondisi ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa aktivitas mining akan semakin terkonsentrasi pada korporasi besar atau mining pool berskala industri.

Namun, peluang bagi miner kecil dan individu belum sepenuhnya hilang. Beberapa miner solo masih berhasil menemukan blok dan mengklaim hadiah 3,125 BTC senilai lebih dari Rp6 miliar. Pada dua bulan lalu saja, tercatat setidaknya tiga miner solo sukses menorehkan pencapaian langka tersebut melalui layanan Solo CK Pool.

Kebutuhan daya komputasi yang terus melonjak juga memicu diskusi terkait risiko sentralisasi dalam ekosistem Bitcoin. Semakin mahalnya biaya mining membuat aktivitas ini semakin sulit diakses oleh pemain kecil, sehingga berpotensi mengurangi prinsip desentralisasi yang menjadi dasar Bitcoin.

Meski demikian, komunitas menilai rekor baru kesulitan penambangan ini sebagai bukti kuatnya keamanan dan ketahanan jaringan Bitcoin, sekaligus mempertegas statusnya sebagai aset digital paling tahan sensor di dunia.

Baca juga: Solo Miner Bitcoin Berhasil Kantongi Hadiah Blok Bernilai Rp6 Miliar



Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.