BI-OJK Hackathon 2025, Dorong Inovasi Keuangan Digital Lewat Blockchain
1st July, 2025
Bank Indonesia (BI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan BI-OJK Hackathon 2025, sebuah kompetisi inovasi layanan keuangan digital bertema “Empowering the Future: Innovating Digital Services and Financial Solutions for Inclusive Growth and Resilient Economy”.
Ajang ini menjadi wadah bagi para pengembang, peneliti keamanan, dan profesional teknologi untuk menunjukkan keahlian mereka dalam membangun solusi berbasis blockchain, smart contract audit, dan on-chain analysis demi mewujudkan ekosistem keuangan digital Indonesia yang lebih aman, transparan, dan terpercaya.
Peluncuran resmi Hackathon dilakukan oleh Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dan Kepala Eksekutif OJK untuk Pengawasan ITSK, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto, Hasan Fawzi, di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta.
Baca juga: ABI Raih Mandat OJK, Resmi Jadi Asosiasi Penyelenggara ITSK
Fokus Pada Pemanfaatan Blockchain
Fokus utama kompetisi tahun ini pada pemanfaatan blockchain untuk meningkatkan verifikasi data, audit transaksi, keamanan dalam keuangan digital.
Ini mencakup dua subtema, termasuk pengembangan sistem audit smart contract secara otomatis pada aset dunia nyata yang terhubung ke blockchain, serta on-chain analysis untuk melacak transaksi on-chain, memantau aktivitas pasar kripto dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Selain itu, Hackathon 2025 juga membuka problem statement yang mencakup inovasi ekspor layanan digital berbasis kecerdasan buatan (AIaaS), peningkatan layanan publik berbasis teknologi, serta penguatan sistem manajemen risiko dan perlindungan konsumen.
Kompetisi ini terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia, baik dari kalangan profesional maupun mahasiswa. Pendaftaran dimulai pada 5 Juni dan akan ditutup pada 11 Juli 2025. Setiap tim berisi satu hingga empat orang, dan peserta dapat mendaftar atas nama individu, startup, institusi pendidikan, komunitas, atau perusahaan.
Adapun, kategori mahasiswa dikhususkan untuk tim yang seluruh anggotanya aktif sebagai mahasiswa D3, S1, atau S2, sementara kategori profesional terbuka bagi pelaku industri, dosen, peneliti, ASN, hingga freelancer.
Ide inovasi dapat dikirimkan dalam bentuk mockup, proof of concept (PoC), prototipe, maupun proyek pilot. Seluruh proses pendaftaran tidak dipungut biaya apa pun.
Dalam keterangannya, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengatakan bahwa bahwa digitalisasi keuangan yang inklusif dan terintegrasi akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih efisien dan kompetitif.
“Hackathon diharapkan menjadi program strategis untuk pengembangan digital talent, peningkatan kompetensi, dan penyaluran inovasi,” ujar Mahendra.
Ia menambahkan, Hackathon 2025 juga dirancang untuk mendorong kolaborasi lintas sektor. Lewat sesi matchmaking, para inovator akan dipertemukan dengan regulator, pengguna layanan, hingga komunitas untuk memastikan solusi yang dihasilkan benar-benar relevan dan dapat diterapkan di lapangan.
Kompetisi ini menjadi pembuka dari rangkaian Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) serta Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 yang akan digelar pada 24–26 September mendatang.
Baca juga: OJK Tanggapi Usulan Bitcoin Jadi Cadangan Investasi Danantara