5 Aset Kripto Ini Naik Ratusan Hingga Ribuan Persen Pada Q1 2023

Anggita Hutami

10th April, 2023

Pada kuartal pertama (Q1) 2023, terjadi perubahan momentum pada pasar aset kripto, terutama pada Bitcoin (BTC).

Bulan Januari, BTC tembus US$20.000 pertama kalinya sejak keruntuhan FTX.

Bulan Februari harga relatif stabil dengan rentang harga US$20.000-US$24.000. BTC kembali reli lebih pada Maret, dengan menyentuh angka US$28.000. Dalam 90 hari terakhir, harga BTC telah naik lebih dari 60%.

Selain BTC, laporan Coinmarketcap menunjukkan, Conflux (CFX), BABB (BAX), Realio Network (RIO), Mangoman Intelligent (MMIT), dan SingularityNET (AGIX) menjadi aset kripto dengan kenaikan tertinggi di kuartal pertama 2023.

Baca Juga: Peristiwa Penting di Pasar Kripto Pada Kuartal Pertama 2023

Top Gainers Crypto Q1 2023 Versi Coinmarketcap
Top Gainers Crypto Q1 2023
Sumber: Coinmarketcap

1. Conflux (CFX)

Conflux (CFX) merupakan salah satu jenis mata uang kripto yang berbasis pada teknologi Tree-Graph untuk memproses transaksi dengan cepat dan efisien.

CFX adalah blockchain publik yang telah memenuhi regulasi China, sehingga menjadi satu-satunya yang memenuhi standar tersebut.

Harga CFX mengalami kenaikan lebih dari 1.400% di Q1 ini. Pada 20 Maret, CFX menyentuh harga tertingginya dalam 3 bulan terakhir yaitu US$0,4849. Selain itu, CFX juga mencatat volume perdagangan yang cukup besar.

Kenaikan harga CFX sebagian besar disebabkan oleh isu-isu terkait kripto China serta kemitraannya dengan perusahaan-perusahaan besar di negara tersebut, termasuk perusahaan telekomunikasi Tiongkok, Xiaohongshu, dan XCMG.

Baca juga: Kripto Asal China Naik Tinggi, Bagaimana Potensinya?

2. BABB (BAX)

BABB (BAX) adalah platform FinTech terdaftar di FCA dan berpusat di London, Inggris. BAX memiliki misi untuk menjadi platform perbankan terdesentralisasi berbasis blockchain dan kecerdasan buatan untuk menyediakan berbagai layanan keuangan.

Harga tertinggi BAX dalam 3 bulan terakhir yaitu US$0,0009378, harga aset ini catat kenaikan 1.153%. Lonjakan harga BAX diyakini merupakan pengaruh dari kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB). BAX diperkirakan berpotensi akan mengganggu pasar perbankan tradisional.

3. Realio Network (RIO)

Realio Network (RIO) adalah platform SaaS blockchain yang menyediakan layanan penerbitan, investasi, dan manajemen siklus perdagangan dari sekuritas digital dan aset kripto.

Misi Realio Network adalah mengintegrasikan akses ke pertukaran terdesentralisasi dengan fitur platform investasi, sehingga dapat menggabungkan solusi blockchain dan kripto dengan kendaraan investasi berkualitas institusional.

Harga tertinggi Realio Network (RIO) dalam 3 bulan terakhir yaitu US$0,4348. Realio Network mengalami kenaikan sebesar 1.106% pada Q1 2023.

Kenaikan ini disinyalir karena investor cenderung mengabaikan dampak jangka panjang dari tindakan regulasi terhadap bank ramah kripto. Selain itu, RIO juga dianggap berpotensi mengganggu pasar saham swasta.

4. Mangoman Intelligent (MMIT)

Mangoman Intelligence (MMIT) menciptakan antarmuka kartu kredit yang tersedia di situs webnya untuk memudahkan pengguna. MMIT dibangun di atas smart chain Binance.

MIT catat kenaikan 906% di kuartal pertama 2023, dengan harga dalam 3 bulan terakhir sebesar US$0,4348. Di sisi lain, MIT dianggap sebagai proyek kripto yang perlu diwaspadai karena 60% suplai token dikuasai oleh pemilik proyek dan hanya 0,01% likuiditas yang terkunci.

5. Singularity Net (AGIX)

SingularityNET (AGIX) adalah platform blockchain untuk memudahkan “membuat, berbagi, dan memonetisasi” layanan kecerdasan buatan (AI) di pasar global.

Harga tertinggi SingularityNET (AGIX) dalam 3 bulan terakhir yaitu sebesar US$0,394. Harga AGIX berhasil naik 819% pada kuartal pertama ini, pergerakan harganya dipengaruhi oleh meningkatnya antusiasme investor terhadap artificial intelligence pada Februari 2023.

Baca Juga: Token AI Booming, Whale Cuan Miliaran Rupiah!

Anggita Hutami

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.

Menekuni bidang jurnalistik sejak 2017. Fokus pada isu investasi keuangan, ekonomi, dan kebijakan publik.