ETF XRP Spot di AS Tembus Rp19,3 Triliun, Tanpa Outflow Sejak Peluncuran
17th December, 2025
Produk Exchange-Traded Fund atau ETF XRP spot yang tercatat di bursa Amerika Serikat mencetak tonggak baru setelah total aset kelolaannya melampaui US$1 miliar. Capaian ini terjadi tanpa satu pun hari arus keluar dana sejak peluncuran perdananya pada pertengahan November 2025.
Berdasarkan data SoSoValue, total aset bersih dari lima produk ETF XRP spot di AS mencapai sekitar US$1,16 miliar atau setara Rp19,3 triliun per 12 Desember 2025. Sementara itu, akumulasi arus dana masuk bersih tercatat mendekati US$1,01 miliar atau sekitar Rp16,8 triliun.

Sejak mulai diperdagangkan pada 13 November 2025, ETF XRP spot mencatat 30 hari perdagangan berturut-turut dengan inflow bersih. Inflow harian terbesar terjadi pada hari pertama perdagangan, dengan nilai mencapai US$243 juta.
Baca juga: Debut ETF XRP Spot Pertama di AS Raup Volume Trading Hingga Rp989 Miliar
Berbanding Terbalik dengan Kinerja ETF Kripto Lainnya
Kinerja ETF XRP ini kontras dengan kondisi pasar aset berisiko secara umum. Dalam beberapa pekan terakhir, harga aset kripto cenderung melemah seiring menguatnya sentimen risk-off global. Tekanan tersebut dipicu oleh peninjauan ulang ekspektasi suku bunga, perlambatan momentum kinerja emiten teknologi, serta meningkatnya ketidakpastian terhadap keberlanjutan reli pasar saham.
Bitcoin dan Ethereum mengalami tekanan harga dalam periode yang sama. ETF Bitcoin spot mencatat beberapa hari arus keluar dana, sementara ETF Ethereum juga menunjukkan penurunan minat investor. Mayoritas altcoin mengikuti tren pelemahan tersebut.

Di tengah kondisi ini, ETF XRP spot justru terus menarik modal baru. Sejumlah analis menilai arus dana tersebut lebih mencerminkan kebutuhan terhadap akses investasi yang teregulasi dan struktur produk, bukan respons terhadap pergerakan harga jangka pendek.
Mengutip laporan CoinDesk, pendiri Quantum Economics Mati Greenspan menyatakan bahwa pertumbuhan pesat ETF tidak secara otomatis mencerminkan peningkatan kualitas aset dasarnya. Menurutnya, kemudahan akses menjadi faktor kunci, terutama bagi investor institusional yang lebih mengutamakan kepatuhan regulasi, sistem kustodian, dan likuiditas dibanding fluktuasi harga harian.
Greenspan menambahkan bahwa inflow ETF dapat tetap positif meskipun pasar sedang terkoreksi karena mencerminkan keputusan alokasi portofolio jangka menengah hingga panjang, bukan sinyal perdagangan jangka pendek. Dalam konteks ini, investor justru berpotensi menambah eksposur saat harga melemah jika memiliki horizon investasi berbasis kuartalan atau tahunan.
Pola arus dana yang konsisten ini menegaskan perbedaan karakter XRP dibanding ETF spot Bitcoin dan Ethereum yang lebih matang. Produk ETF BTC dan ETH cenderung lebih sensitif terhadap dinamika makro dan volatilitas pasar ekuitas, sehingga arus dananya lebih fluktuatif dalam beberapa pekan terakhir.
Sebaliknya, ETF XRP menarik alokasi yang relatif lebih kecil namun stabil. Hal ini mengindikasikan profil investor yang lebih bersifat set-and-hold, atau penggunaan XRP sebagai komponen diferensiasi dalam portofolio aset kripto yang teregulasi.
Baca juga: ETF Sui Pertama Siap Meluncur di AS