Bank Indonesia Berencana Terbitkan Stablecoin Nasional

Dilla Fauziyah

30th October, 2025

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, baru-baru ini mengungkapkan bahwa bank sentral berkomitmen melangkah lebih jauh dalam transformasi keuangan digital dengan merilis sekuritas digital bank sentral, yang digambarkan sebagai versi stablecoin Indonesia.

Dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit and Expo 2025 di Jakarta International Convention Center pada Kamis (30/10/2025), Perry menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi BI untuk tidak hanya mengembangkan digital rupiah, tetapi juga menghadirkan sekuritas digital sebagai turunan dari digital rupiah dengan Surat Berharga Negara (SBN) sebagai aset yang mendasarinya.

“Kita akan keluarkan bagaimana sekuritas Bank Indonesia, kita ada versi digitalnya, digital rupiah Bank Indonesia dengan underlying SBN, versi stablecoin-nya nasional Indonesia,” kata Perry, dikutip dari CNBC Indonesia.

Melalui inisiatif ini, Bank Indonesia akan berfokus pada tiga pilar utama penguatan ekosistem keuangan digital nasional, yaitu memperluas akseptasi dan inovasi, memperkuat struktur industri, serta menjaga stabilitas sistem keuangan digital di Indonesia.

Perlu diketahui, stablecoin merupakan kelas aset digital yang nilainya dipatok terhadap mata uang fiat seperti dolar AS. Tidak seperti aset kripto lain yang memiliki volatilitas tinggi, stablecoin memiliki nilai stabil karena mengikuti harga acuan mata uang yang menjadi dasarnya.

Baca juga: Visa Tambah Dukungan Empat Stablecoin di Empat Blockchain

Adopsi Stablecoin Global Terus Meningkat

Tren penggunaan stablecoin di dunia kini berkembang pesat, seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi blockchain di sektor keuangan.

Laporan State of Crypto 2025 dari a16zcrypto yang dirilis pada Oktober 2025 mencatat bahwa stablecoin telah menjadi tulang punggung baru ekonomi onchain, dengan total volume transaksi mencapai US$46 triliun per tahun. Angka ini bahkan mendekati total transaksi tahunan jaringan pembayaran besar seperti Visa dan PayPal.

Sementara itu, laporan Citigroup pada April 2025 menyebut tahun mendatang berpotensi menjadi “momen mainstream seperti ChatGPT” bagi dunia blockchain, terutama di sektor keuangan dan pemerintahan. Kejelasan regulasi, khususnya di Amerika Serikat, menjadi pendorong utama percepatan adopsi stablecoin.

Beberapa negara juga mulai aktif merangkul stablecoin sebagai bagian dari sistem moneter mereka. Pada awal pekan ini, Kyrgyzstan diketahui meluncurkan stablecoin nasional bernama KGST, yang dipatok 1:1 terhadap mata uang resminya, som (KGS). Di sisi lain, Jepang mencatat sejarah dengan merilis stablecoin berbasis yen pertama di dunia, JPYC.

Baca juga: Jepang Terbitkan Stablecoin Berbasis Yen Pertama di Dunia

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.