Kadena Tutup Bisnis, Token KDA Terjun 62%

Dilla Fauziyah

22nd October, 2025

Kadena, proyek blockchain yang digagas oleh dua mantan eksekutif JP Morgan, resmi menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya. Meski jaringan utamanya tetap berjalan secara terdesentralisasi, harga token native-nya, KDA, anjlok lebih dari 60% dalam 24 jam terakhir.

Dalam pernyataan resmi di akun X pada Rabu (22/10/2025), tim Kadena mengungkapkan bahwa mereka “tidak lagi mampu melanjutkan operasional bisnis dan akan segera menghentikan seluruh aktivitas serta pemeliharaan aktif terhadap blockchain Kadena.

“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Namun karena kondisi pasar, kami tidak lagi dapat mempromosikan dan mendukung adopsi teknologi terdesentralisasi ini,” tulis tim Kadena.

Tim menegaskan bahwa jaringan Kadena sepenuhnya bersifat independen dan tidak dimiliki perusahaan. Sebagai blockchain proof-of-work (PoW) dengan sistem smart contract, jaringan dijalankan oleh para miner independen, sementara protokol dikelola oleh para pengembang masing-masing.

Untuk menjaga keberlangsungan jaringan, Kadena akan merilis binary update agar operator node dapat memperbarui sistem tanpa keterlibatan langsung dari tim inti.

Baca juga: Binance Tutup Ratusan Akun karena Gunakan Pakai Tool Ilegal

KDA Anjlok

Harga token KDA kini berada di kisaran US$0,078, turun 62% dalam 24 jam terakhir, dan telah jatuh lebih dari 99% dari rekor tertingginya di US$28,25 pada November 2021, menurut data CoinMarketCap.

Grafik harian KDA/USD. Sumber: CoinMarketCap

Meski organisasi Kadena ditutup, jaringan blockchain dan token KDA akan tetap berjalan. Tim menyatakan akan berkonsultasi dengan komunitas mengenai rencana distribusi 83,7 juta token KDA yang dijadwalkan dirilis pada November 2029, serta 566 juta token tambahan yang akan didistribusikan sebagai hadiah mining hingga tahun 2139.

Kadena didirikan pada 2019 oleh Stuart Popejoy dan William Martino, dua veteran JP Morgan yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan infrastruktur blockchain internal bank tersebut.

Kadena didirikan pada 2019 oleh Stuart Popejoy dan William Martino, dua veteran JP Morgan yang sebelumnya membantu mengembangkan infrastruktur blockchain internal bank tersebut. Setahun kemudian, mereka meluncurkan mainnet Kadena dengan visi menjadi “The Blockchain for Business”, lebih besar dari Bitcoin dan lebih tepercaya dari Ethereum.

Dengan mekanisme PoW seperti Bitcoin dan Dogecoin, Kadena mencoba memadukan karakter terdesentralisasi dengan pendekatan korporat. Proyek ini sempat memiliki kantor pusat di New York dan meluncurkan program hibah senilai US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun pada 2022 untuk menarik pengembang Web3 membangun proyek di atas jaringannya.

Namun, antusiasme terhadap proyek tersebut perlahan memudar seiring menurunnya aktivitas ekosistem dan tekanan pasar kripto yang terus berlanjut. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Kadena mengenai langkah lanjutan pascapenutupan organisasi.

Baca juga: Layer 2 Ethereum Kinto Tutup Jaringan, Token K Ambruk 84%

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.