Genius Group Bangun Genius City di Bali, Kota Pendidikan Berbasis AI dan Bitcoin
30th September, 2025
Genius Group, perusahaan edtech global yang terdaftar di NYSE dengan jaringan pelajar di lebih dari 200 negara, meresmikan pembangunan Genius City pertama di dunia di Nuanu City, Bali, pada 2 September 2025. Proyek bervaluasi sekitar US$14 juta atau setara Rp233 miliar ini digadang sebagai prototipe ekosistem pendidikan masa depan, di mana teknologi kecerdasan buatan (AI), Bitcoin, dan komunitas terintegrasi langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam keterangan eksklusif kepada Coinvestasi, Founder & CEO Genius Group, Roger James Hamilton, menegaskan bahwa Genius City tidak sekadar berfungsi sebagai kampus atau pusat inovasi, melainkan sebuah living ecosystem yang menyatukan pendidikan, teknologi, dan komunitas dalam satu lingkungan terpadu.
“Di Genius City, penduduk tidak hanya belajar, tapi juga tinggal, bekerja, dan meluncurkan usaha bersama. AI ditenun ke dalam setiap lapisan pembelajaran, Bitcoin digunakan dalam transaksi sehari-hari, dan komunitas menjadi jantung dari semua aktivitas,” ujar Hamilton.
Baca juga: Perusahaan Marketing Ini Dapat Restu Merger, Pindah Haluan Jadi Treasury Bitcoin
Fokus pada Tiga Pilar Utama
Genius City Bali hanyalah langkah awal dari visi besar Genius Group. Perusahaan yang didirikan Hamilton ini membawa misi untuk menyiapkan manusia menghadapi “transformasi terbesar sepanjang sejarah” melalui tiga pilar utama yang ia sebut ABCs of the Future: AI, Bitcoin, dan Community.
“AI sedang mengubah cara kita berpikir dan bekerja. Bitcoin mengubah cara kita berdagang dan mempercayai sistem. Dan komunitas mengubah cara kita terhubung dan hidup. Genius Group menyatukan ketiganya dalam satu ekosistem pembelajaran,” jelas Hamilton.
Salah satu hal yang dibanggakan Hamilton adalah cara Genius Group memandang AI bukan sekadar alat, melainkan guru. Pendekatan ini dipadukan dengan sistem kepribadian Wealth Dynamics yang dikembangkan Hamilton lebih dari 20 tahun lalu, kini telah digunakan oleh lebih dari dua juta wirausahawan di seluruh dunia.
“Model kami tidak hanya meng-scale konten, tapi meng-scale konteks. Kami membantu setiap orang menemukan jalur belajar sesuai dengan kekuatan unik mereka,” ungkapnya.
Baca juga: Presiden Kazakhstan Usulkan Pembentukan Dana Kripto Nasional dan Kota Digital
Ekspansi ke Bitcoin
Dalam sektor investasi, Genius Group juga menunjukkan komitmen mereka lewat langkah nyata, yakni membangun cadangan Bitcoin. Langkah ini dilakukan bukan untuk spekulasi, melainkan sebagai bentuk edukasi dengan praktik.
Menurutnya, Bitcoin adalah cadangan aset digital bagi perusahaan masa depan, sama seperti cadangan devisa yang dimiliki negara untuk menjaga kedaulatan. Dengan membangun cadangan Bitcoin, Hamilton ingin menunjukkan bahwa Genius Group “tidak hanya mengajarkan masa depan, tetapi juga menghidupinya.”
Ke depan, dirinya menekankan bahwa dunia saat ini berada di persimpangan dua revolusi, yakni AI sebagai revolusi kecerdasan dan Bitcoin sebagai revolusi kepercayaan. Namun, keduanya hanya bisa berhasil jika dibarengi dengan komunitas.
“Masa depan tidak akan dipimpin oleh mereka yang punya modal terbesar, melainkan oleh mereka yang punya komunitas terkuat. Tugas kita bukan hanya membangun mesin yang lebih pintar, tapi peradaban yang lebih bijaksana,” pungkas Hamilton.
Kenali lebih jauh tentang Genius Group.
Baca juga: CEO Tokocrypto: Bitcoin Layak Jadi Cadangan Negara untuk Diversifikasi Aset