3 Faktor Pendorong Reli Bitcoin Pekan Ini

Dilla Fauziyah

17th September, 2025

Harga Bitcoin (BTC) diperkirakan akan terus naik, bahkan menembus US$120.000 pada pekan ini. Kenaikan ini ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat oleh Federal Reserve, penarikan besar-besaran dari exchange terpusat (CEX), serta arus masuk positif pada produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot di AS.

Baca juga: Indonesia Masuk 7 Besar Adopsi Kripto Global 2025

Keputusan The Fed Bisa Jadi Penentu

Investor global kini menanti hasil rapat Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga pada 17 September hari ini. Bitcoin secara historis cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah. Menurut Fedwatch dari CME Group, pasar obligasi memperkirakan peluang 96% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dari 4,5% menjadi 4,25%.

Probabilitas tingkat suku bunga pada pertemuan The Fed hari ini. Sumber: CME Group

Namun, jika pemangkasan benar terjadi, dampaknya terhadap Bitcoin kemungkinan terbatas. Di sisi lain, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell akan menjadi kunci untuk menentukan arah kebijakan selanjutnya dan sejauh mana sentimen pasar bisa terpengaruh.

“Pemangkasan suku bunga sudah dicerna oleh pasar. Yang lebih menarik adalah apa yang Powell sampaikan setelah itu, di situlah kita akan melihat apakah pasar kripto akan datar atau justru reli,” sebut Senior Investment Strategist di Bitwise, Juan Leon, seperti dikutip dari Decrypt.

Baca juga: Chairman BitMine Prediksi Reli Besar Bitcoin dan Ethereum di Q4 2025

Penarikan Bitcoin Besar-besaran Tekan Tekanan Jual

Sejak Jumat pekan lalu, BTC diperdagangkan dalam kisaran sempit 2,3% di sekitar US$116.488 menjelang pengumuman The Fed. Meski pengaruh kebijakan suku bunga terhadap harga BTC masih belum jelas, penurunan pasokan di exchange menjadi faktor penting yang menahan tekanan jual.

Data Glassnode mencatat penarikan bersih sebesar 44.000 BTC dari exchange sepanjang September, membalikkan tren masuknya deposit pada Juli. Dengan jumlah koin yang semakin sedikit tersedia, tekanan jual jangka pendek ikut berkurang.

Meski masih ada sekitar 2,96 juta BTC tersimpan di exchange, sebagian besar tidak diperdagangkan aktif karena banyak investor memilih menyimpannya untuk alasan keamanan atau insentif seperti yield dan biaya transaksi lebih rendah.

Baca juga: Bitcoin Reli ke US$114.000, Didukung Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS

Arus Masuk ETF Bitcoin Spot di AS

ETF spot Bitcoin di AS juga menjadi motor penggerak penting reli harga. Menurut data CoinGlass, sejak pekan lalu produk ETF tersebut mencatat arus masuk bersih sebesar US$2,2 miliar. Angka ini setara dengan tekanan beli harian lebih dari 10 kali lipat jumlah Bitcoin baru yang ditambang setiap hari.

Arus dana ETF Bitcoin spot di AS. Sumber: CoinGlass

Tren ini ikut mengembalikan kepercayaan investor, terutama setelah emas mencatat performa lebih baik 11% sejak Agustus. Sorotan tambahan datang dari Eric Trump, putra Presiden AS Donald Trump sekaligus pendiri perusahaan tambang Bitcoin American Bitcoin (ABTC).

Dalam wawancara bersama CNBC, ia menyebut Bitcoin sebagai “aset terbesar di era ini,” membandingkannya dengan emas modern sekaligus pelindung dari pelemahan sektor properti.

Dengan kombinasi penurunan pasokan di exchange, akumulasi besar-besaran melalui ETF spot, serta perannya sebagai aset lindung nilai, Bitcoin berpotensi melanjutkan reli hingga menembus US$120.000 dalam waktu dekat.

Baca juga: ETF Bitcoin AS Kembali Menguat, Inflow Harian Tembus Rp9 Triliun

Dilla Fauziyah

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.

Dilla mulai menunjukkan minat menulis sejak SMP. Saat ini sedang mendalami bidang jurnalistik dan kripto.